Sesekali kita bicara politik yuk, kelas nya DKI konon selevel menteri itu para gubernur nya lho. Pilkada ibukota negara poros pemerintahan & politik Indonesia dalam hitungan bulan akan segera dilakukan, tepat nya hari rabu tanggal 15 february 2107 akan dipilih gubernur DKI yang baru. Apakah benar benar membuat perubahan besar jika terpilih seorang Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok alias Zhong Wanxue ini? Itu tergantung dari keinginan mayoritas warga Jakarta. Beberapa analisis dengan dicalonkannya Ahok di disokong oleh tiga partai sudah menjanjikan peluang besar baginya, apalagi ketika ditambah partai Banteng dengan perolehan 28 kursi sehingga total 52 kursi atau 48 persen sudah mendulang suara di parlemen Kebun sirih.
Itu khusus kita berbicara tentang peluang Ahok, bagaimana luar biasa massif nya dukungan fulus para Aseng untuk membantu keturunan China Bangka ini. Boleh dibilang menggunakan rumus alfa (tak terhingga) semata memuluskan langkah Ahok, gerakan nya luar biasa. Ingat proyek satu juta KTP, yang tidak pernah kesampaian dan hanya sekedar menggertak 10 partai penguasa parlemen? yang pasti ada 30 milyar rupiah dana siluman digelontorkan Agung Podomoro cs, namun tak pernah disidik oleh KPK, bahkan sudah lebih cukup dari dua alat bukti untuk menjerat nya. Itulah gunanya dekat dengan penguasa bahkan menyembah mengalah kepada Jokowi, yang masing masing punya data rahasia jikalau diungkap dua-dua nya bisa segera di inapkan hotel prodeo Salemba.
Beralih kepada dua saingan dari pertahana, yang diakhir-akhir penetapan mengeluarkan jagoan yang mengejutkan kalau tidak dibilang tidak punya potensi. Kemana lari nya Datuk Maharajo Palindung si legenda Hukum Prof Yusril Mahendra? dimana pula posisi tawar si Rajawali Kepret Prof Rizal Ramli yang digaungkan orang minang perantauan, layu sebelum berkembang ? Pilkada DKI saat ini agak unik juga ironis, yang hadir justru bukan para kader politik mereka masing-masing. Peraih suara terbesar DKI yakni PDIP wong cilik ternyata kalah oleh mulut manis koh Ahok. Demokrat seolah boleh jadi membangun dinasti kerajaan partai, setelah sang bapak Ketum, si anak bungsu pernah menjadi sekjend partai bintang mercy. Sekarang si anak sulung pulak yang sedang di negeri Kangguru, dirayu untuk tanah Betawi satu. Kepala Garuda Gerindra pun menyerah dengan hanya cukup menjadi wakil gubernur, setelah itu kang Anis Matta eh salah maksud nya kang Anis Baswedan yang bukan siapa-siapa nya partai dakwah PKS rela saja "Ra'is" diambil alih. Padahal menilik sejarah dua x pilkada yang lampau, kader partai adalah harga mati untuk menduduki kursi gubernur.
Khusus kita ummat Muslim, kepada siapa jatuh pilihan mu ? Ingat Ummat Muslim ya, bukan yang ktp nya Islam tapi hati nya munafik lho. Sekali lagi Ummat muslim, bukan sekedar Islam? he he, tentu peluang hanya pilihan tersisa dua saja yakni, mas Agus Yudhoyono dan akhi Anies Baswedan, mari kesampingkan masa lalu nya yang belum teruji menguatkan nila-nilai Islam. Jika selama ini Anis diuji berita dengan kerabatnya banyak yang aliran Syiah, kalau memang perlu dibuktikan nyata - tentunya partai PKS sudah uji nyali dengan telisik pribadi yang katanya, belum terlalu parah dan masih bisa didakwahi. Liberal nya masih ada, tapi kadarnya masih ringan, namun jiwa nasionalisme beliau masih kuat. Bagaimana pula dengan mas Agus ? yang hidup nya di militer, tentu yang dipegang hanya senjata selain strategi perang, jikalau sudah jadi Rais atau pemimpin sebenar nya, InsyaAllah semoga dikawal selalu oleh para ustad-ustad cinta akherat.
Lhaa kalau bicara, Ahok? Apakah ada ustad yang mampu dakwahi mulut embernya? Tengok ormas FPI, komunitas pengajian anti kemaksiatan saja berani terang-terangan dilawan. Forum Betawi yang punya tanah betawi pun dengan jantan berani dia stop dana kebudayaan - sosialisasi seni betawi. So! sekarang kite-kite pula yang mau nasehati Ahok, Ssthh...Tuhan pun kabar nya pernah disalahkan. Apakah sejak dia jadi Gubernur Jakarta bersih? yang ngomong gitu, tolong deh refrehsing keliling Jakarta dulu tiap sabtu minggu yak. Apa Ahok non muslim orang paling bersih, non muslim yang tidak pernah korupsi, tidak pernah makan uang negara ? kudu inget dulu deh seperti sipenipu Edy Tanzil, Samadikun Hartono, Hendra Raharja, Anggoro Wijoyo, Dewi Tantular, Anton Tantular mereka ini jika ditotal mereka ini terbukti secara sah dan meyakinkan (gaya hakim dikit) mengambil dengan nyata uang negara 10,7 trilyun rupiah bro! Nasionalisme mereka pun tergadaikan, ke negeri Singa. Itu sebab nya kenapa Singapura kelimpungan, jika harta para pengusaha keturunan mulai ditarik dengan proyek Tax Amnesty. Bandingkan dengan kisah bupati bangkalan Fuad Amin korupsi senilai 414 milyar rupiah, tapi kembali dapat disita negara 250 milyar. Lha para aseng-aseng tersebut berapa trilyun yang sudah disita negara? yang ada negara nombok atau pinjaman hutang nya dihapuskan. Ondeeh maakh....
Ini sengaja pencerahan kepada umat Muslim atau masyarakat minang khusus nya terlebih warga yang ber KTP DKI, jangan terpesona dengan kerja nya gubernur sekarang. Apakah Anis atau Agus tidak bisa lakukan semua itu? mari berfikir secara jernih kawan-kawan yang masih jadikan Al-Quran pegangan, bukan malah percaya kepada si pemegang Al-Kitab yang isi kita tak mengetahui secuil pun. Ingat ini zaman digital, zaman meme memean, para buzzer mereka sudah jauh lebih hebat dan lebih ganas dari yang anda kira. Satu yang pasti diantara tiga pilihan, yang dua adalah ada nilai Islam - hati anda pasti akan diadu domba. Selanjutnya pilihan anda tinggal satu, setelah sama sama makan Ayam sudah tidak dipercayai, silahkan pilih si pemakan Babi. Tapi Hati nurani juga hidayah semoga senantiasa meliputi diri kita masing-masing. Yang sudah terlanjur cinta Ahok, bukan nya tidak melarang namun "behind disign" sudah tidak bisa ditolerir lagi. bangsa Indonesia umat muslim terbanyak namun hanya seperti buih dilautan tidak ada yang menentukan. Apakah anda tidak merasakan!?
Itu khusus kita berbicara tentang peluang Ahok, bagaimana luar biasa massif nya dukungan fulus para Aseng untuk membantu keturunan China Bangka ini. Boleh dibilang menggunakan rumus alfa (tak terhingga) semata memuluskan langkah Ahok, gerakan nya luar biasa. Ingat proyek satu juta KTP, yang tidak pernah kesampaian dan hanya sekedar menggertak 10 partai penguasa parlemen? yang pasti ada 30 milyar rupiah dana siluman digelontorkan Agung Podomoro cs, namun tak pernah disidik oleh KPK, bahkan sudah lebih cukup dari dua alat bukti untuk menjerat nya. Itulah gunanya dekat dengan penguasa bahkan menyembah mengalah kepada Jokowi, yang masing masing punya data rahasia jikalau diungkap dua-dua nya bisa segera di inapkan hotel prodeo Salemba.
Beralih kepada dua saingan dari pertahana, yang diakhir-akhir penetapan mengeluarkan jagoan yang mengejutkan kalau tidak dibilang tidak punya potensi. Kemana lari nya Datuk Maharajo Palindung si legenda Hukum Prof Yusril Mahendra? dimana pula posisi tawar si Rajawali Kepret Prof Rizal Ramli yang digaungkan orang minang perantauan, layu sebelum berkembang ? Pilkada DKI saat ini agak unik juga ironis, yang hadir justru bukan para kader politik mereka masing-masing. Peraih suara terbesar DKI yakni PDIP wong cilik ternyata kalah oleh mulut manis koh Ahok. Demokrat seolah boleh jadi membangun dinasti kerajaan partai, setelah sang bapak Ketum, si anak bungsu pernah menjadi sekjend partai bintang mercy. Sekarang si anak sulung pulak yang sedang di negeri Kangguru, dirayu untuk tanah Betawi satu. Kepala Garuda Gerindra pun menyerah dengan hanya cukup menjadi wakil gubernur, setelah itu kang Anis Matta eh salah maksud nya kang Anis Baswedan yang bukan siapa-siapa nya partai dakwah PKS rela saja "Ra'is" diambil alih. Padahal menilik sejarah dua x pilkada yang lampau, kader partai adalah harga mati untuk menduduki kursi gubernur.
Khusus kita ummat Muslim, kepada siapa jatuh pilihan mu ? Ingat Ummat Muslim ya, bukan yang ktp nya Islam tapi hati nya munafik lho. Sekali lagi Ummat muslim, bukan sekedar Islam? he he, tentu peluang hanya pilihan tersisa dua saja yakni, mas Agus Yudhoyono dan akhi Anies Baswedan, mari kesampingkan masa lalu nya yang belum teruji menguatkan nila-nilai Islam. Jika selama ini Anis diuji berita dengan kerabatnya banyak yang aliran Syiah, kalau memang perlu dibuktikan nyata - tentunya partai PKS sudah uji nyali dengan telisik pribadi yang katanya, belum terlalu parah dan masih bisa didakwahi. Liberal nya masih ada, tapi kadarnya masih ringan, namun jiwa nasionalisme beliau masih kuat. Bagaimana pula dengan mas Agus ? yang hidup nya di militer, tentu yang dipegang hanya senjata selain strategi perang, jikalau sudah jadi Rais atau pemimpin sebenar nya, InsyaAllah semoga dikawal selalu oleh para ustad-ustad cinta akherat.
Lhaa kalau bicara, Ahok? Apakah ada ustad yang mampu dakwahi mulut embernya? Tengok ormas FPI, komunitas pengajian anti kemaksiatan saja berani terang-terangan dilawan. Forum Betawi yang punya tanah betawi pun dengan jantan berani dia stop dana kebudayaan - sosialisasi seni betawi. So! sekarang kite-kite pula yang mau nasehati Ahok, Ssthh...Tuhan pun kabar nya pernah disalahkan. Apakah sejak dia jadi Gubernur Jakarta bersih? yang ngomong gitu, tolong deh refrehsing keliling Jakarta dulu tiap sabtu minggu yak. Apa Ahok non muslim orang paling bersih, non muslim yang tidak pernah korupsi, tidak pernah makan uang negara ? kudu inget dulu deh seperti sipenipu Edy Tanzil, Samadikun Hartono, Hendra Raharja, Anggoro Wijoyo, Dewi Tantular, Anton Tantular mereka ini jika ditotal mereka ini terbukti secara sah dan meyakinkan (gaya hakim dikit) mengambil dengan nyata uang negara 10,7 trilyun rupiah bro! Nasionalisme mereka pun tergadaikan, ke negeri Singa. Itu sebab nya kenapa Singapura kelimpungan, jika harta para pengusaha keturunan mulai ditarik dengan proyek Tax Amnesty. Bandingkan dengan kisah bupati bangkalan Fuad Amin korupsi senilai 414 milyar rupiah, tapi kembali dapat disita negara 250 milyar. Lha para aseng-aseng tersebut berapa trilyun yang sudah disita negara? yang ada negara nombok atau pinjaman hutang nya dihapuskan. Ondeeh maakh....
Ini sengaja pencerahan kepada umat Muslim atau masyarakat minang khusus nya terlebih warga yang ber KTP DKI, jangan terpesona dengan kerja nya gubernur sekarang. Apakah Anis atau Agus tidak bisa lakukan semua itu? mari berfikir secara jernih kawan-kawan yang masih jadikan Al-Quran pegangan, bukan malah percaya kepada si pemegang Al-Kitab yang isi kita tak mengetahui secuil pun. Ingat ini zaman digital, zaman meme memean, para buzzer mereka sudah jauh lebih hebat dan lebih ganas dari yang anda kira. Satu yang pasti diantara tiga pilihan, yang dua adalah ada nilai Islam - hati anda pasti akan diadu domba. Selanjutnya pilihan anda tinggal satu, setelah sama sama makan Ayam sudah tidak dipercayai, silahkan pilih si pemakan Babi. Tapi Hati nurani juga hidayah semoga senantiasa meliputi diri kita masing-masing. Yang sudah terlanjur cinta Ahok, bukan nya tidak melarang namun "behind disign" sudah tidak bisa ditolerir lagi. bangsa Indonesia umat muslim terbanyak namun hanya seperti buih dilautan tidak ada yang menentukan. Apakah anda tidak merasakan!?
--- Sekian ---