Monday, 5 January 2015

Nagari Sulit Air dan Samba Itam Galundi

balai lamo
Jorong Silungkang
GEOGRAFIS

          Nagari Sulit Air yang letak geografisnya berada diantara 0° – 3’ LS dan 100.28° BT merupakan salah satu Nagari terluas yang posisinya berada pada bagian Utara Propinsi Sumatera Barat. Berdasarkan data terakhir yang diterbitkan oleh Direktorat Bina Program Direktorat Jendral penyiapan Pemukiman Departemen Transmigrasi 2005 bahwa ketinggian daerah Nagari Sulit Air berada pada 500-750 M dpl. Tetapi unik nya ada yang disebut gunung merah, lazim nya disebut gunung memiliki minimal tinggi 1000 M dpl, itulah Sulit Air.

         Selain itu nagari ini dibelah dengan aliran air batang katialo membagi wilayah jorong Koto Gadang dan Silungkang. Disamping memiliki empat buah Taratak diantara nya Taratak Bukit Tarogung, taratak guguk Muncuang, Taratak guguk Jonggi dan Taratak Bukit Sibumbun. Nagari yang termasuk jauh berada dipedalaman Sumatera Barat, namun memiliki warga dan organisasi mobilitas sosial yang tinggi dari negeri-negeri lain nya.

Jika diukur dengan jarak tempuh dari pusat ibukota Sumatera Barat bisa dilihat dari:
  • 6 Km dari Pusat Kecamatan X Koto Diatas
  • 28 Km dari Kota (pasar) Solok
  • 55 Km dari Pusat Kabupaten Solok (Kayu aro)
  • 96 Km dari Pusat Propinsi Sumatera Barat (Padang)
Nagari Sulit Air berada di kecematan X koto Diatas berbatas dengan :
  • Utara            :  Nagari Pasilihan
  • Selatan         :  Nagari Tanjung Balit (ibukota kecamatan)
  • Timur           :  Nagari Talawi – Nagari Kolok (Kab Sawah Lunto)
  • Barat            :  Nagari Kacang dan Nagari Bukit Kandung

          Secara Administratif Luas Nagari Sulit Air adalah 77.6 km² yang terdiri dari 13 Jorong. Secara geografis Nagari Sulit Air pada dasarnya sangat potensial untuk dikembangkan sebagai daerah Wisata Alam dan air terjun, Industri rumahan dan petambangan batu bata, batu hijau karena posisi strategisnya berada pada perbukitan dan potensi alam yang banyak mengandung mineral. Bahkan kain tenun untuk mukena dulu nya sangat menjanjikan nilai pasar nya, sekarang dicoba lagi oleh Wali nagari menghidupkan bordiran puti anggo jati untuk meluaskan pasar tenunan tersebut. 

       Adapun jorong terluas yakni jorong Basung 10,6 km2, jorong Rawang 9 km2, Jorong Talago Laweh 9 km2 dan jorong terkecil yakni jorong Koto Gadang selaus 2,1 km2. Hari Jumat adalah hari pasar/balai di jorong Koto Tuo bagi nagari, adapun hari pasar senin nya pindah ke Jorong Silungkang - Guak Rayo. Saat ini ada 11 masjid yang berdiri dan 49 surau /musholla pada tiap-tiap jorong. Memiliki Sekolah setara SMP empat sekolah termasuk cabang Gontor XI, setara SMA tiga sekolah dan satu perguruan tinggi El-Hakim.


NO NAMA JORONG LUAS (Km2)
1 Silungkang 5
2 Koto Tuo 4
3 Gando 5
4 Koto Gadang 2
5 Basung 10.6
6 Linawan 6
7 Rawang 9
8 Siaru 7
9 Kunik Bolai 6
10 Taram 4
11 Batu Gale 4
12 Sarikieh 6
13 Tl Laweh

GALUNDI 

          Pohon galundi bukanlah pohon khas Sulit Air. Sebenarnya dimana-mana kita bisa menemukan pohon galundi. Di Parang Tritis, di pantai selatan Daerah Istimewa Yogyakarta, dulu tumbuh subur pohon galundi. Di rawa-rawa hutan Kalimantan Tengah, ditemukan pohon galundi. Namun pohon-pohon galundi tsb nampaknya diperlakukan sebagai pohon liar, yang tidak ada atau sedikit sekali manfaatnya. 
 
          Beda dengan Sulit Air, buah pohon galundi dijadikan sebagai menu makanan yang istimewa, yakni sambal itam. Biji-biji galundi dipanaskan atau direndang di dalam periuk, setelah gosong, ditumbuk sampai halus. Serbuknya yang hitam pekat seperti arang dicampurkan ke dalam gulai ayam atau gulai ikan maco (ikan laut kecil), maka jadilah ia samba itam yang enak rasanya, yang jadi kebanggaan orang Sulit Air. Jika ingin mencoba bumbu galundi, dimasjid Sunda Kelapa - Menteng Jakarta Pusat setiap minggu pagi juga ada yang menjual nya. Dibungkus satu plastiknya dengan berat satu ons 20 ribu rupiah, cukup untuk masak satu ekor ayam.


          Pertama kali melihat sambal atau gulai yang hitam seperti lumpur itu, mungkin orang akan enggan sekali mencicipinya. Tapi bila sudah mencobanya, tentulah akan tersenyum dan mengatakan enak betul atau maknyus! Samba itam ini boleh dikatakan khas Sulit Air, karena nagari-nagari tetangga sekitar Sulit Air sekali pun, seperti Tanjung Balit dan Tanjung Alai, tidak mengenal sambal ini. Warga Sulit Air di perantauan banyak yang menanam pohon galundi di halaman rumahnya untuk menandakan bahwa rumah itu milik warga Sulit Air dan pemilik rumah itu suka membuat sambal itam sebagai salahsatu santapan kesukaannya. 

          Bahkan  sewaktu dibangun “Pondok Modern Darussalam Gontor” pada tahun 2009 dan 2010 di Ompang Talago Loweh Sulit Air, pimpinannya KH Abdullah Sahal sudah beberapa kali berkunjung ke Sulit Air dan selalu membawa isterinya. Nyai Hasan demikian terkesan dengan nagari dan warga Sulit Air, kepencut (senang  sekali) dengan menu-menu ala Sulit Air, terutama samba itam. Beliau bawa  serumpun  batang  galundi dan ditanamnya di halaman rumahnya di Gontor dan ternyata tumbuh dengan baik di sana.

          Hebatnya lagi, dengan menanamkan patahan pohon galundi di dalam tanah, kemudian disirami beberapa waktu, maka patahan pohon itu akan tumbuh dengan subur, besar dan tinggi, sampai mencapai atap rumah. Banyak juga di antara orang Sulit Air yang membeli serbuk buah galundi yang didatangkan langsung oleh pedagang dari Sulit Air. Bahkan setiap minggu pengajian di Masjid Sunda Kelapa Jakarta Pusat, bubuk Galundi, pemasak, kerupuk kulit bahkan kerupuk Joriang ada tersedia disana tak lupa sate Titi, pecel Uni Kramat serta makanan khas lain nya.

           Saat ini ada dua rumah makan padang milik warga Sulit Air di kota Jakarta sudah ada yang menjual sambal ayam itam sebagai menu spesialnya, salah satu nya disajikan hanya ada setiap Jum'at di rumah makan SAGO JAYA beralamat Jl.Pejambon seberang Gereja Immanuel - Stasiun Gambir dan yang kedua rumah makan UPIK NORA yang terkenal dulu di pusat tanah abang pindah di pasar rumput, diteruskan oleh anak nya.  Disini tersedia gulai kambing, ayam panyikek, ikan gulai patin dan joriang balado. Ternyata juga digemari oleh segenap pelanggan-pelanggan non Sulit Air. Suatu waktu nanti, insya-Allah sambal itam akan menjadi santapan pop kuliner asli nagari Suliek Aie, seperti halnya nasi kapau yang sekarang banyak disukai dan menjamur di mana-mana. Amin.


-- Sekian --

5 comments:

  1. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  2. Selamat pagi,

    Saya mau tanya, untuk mendapatkan bumbu galundi dan bumbu pemasak untuk membuat ayam hitam di luar sulit air dimana ya ? atau adakah refrensi untuk yang menjual bumbu galundi dan bumbu pemasak ? terimakasih

    ReplyDelete
  3. Pagi juga...

    Bumbu galundi untuk dijakarta ada tersedia di Masjid Sunda Kelapa , Menteng Jakpus. Setahu awak ada dua tempat yg jual, pertama yg jual kerupuk jangek, sagun bakar gunung merah. Selain itu ada Etek Pau, yg biasanya jual nasi ramas padang bahkan jual gulai ayam itam setiap minggu pagi jam 07.00-10.00.

    ReplyDelete
  4. Haii.. Saya mau tanyak.. Kira kira Bumbu pemasak dan bubuk galundi ada yg jual online kah? Saya di pekanbaru sulit mendapatkan nya terima kasih :)

    ReplyDelete
  5. judul lagu nya ini apaa yaa?? sangat bagus

    ReplyDelete