Saturday 3 January 2015

Pelajaran adat dengan kearifan lokal Minangkabau


Assalamualaikum Wr wb....

          Seringkali dunsanak mendengar kata yang satu ini tapi belum tahu apa makna yang sebenarnya dari ungkapan tersebut, makna dari kato nan ampek itu adalah tata krama dalam berbicara di lingkungan adat minangkabau. Kata ini ada 4 macam yakni nya :


A. Kato mandaki :

           Merupakan sebuah ungkapan pendidikan bagai mana cara berbicara dan bersikap kepada orang yang lebih tua dari kita. kato mandaki merupakan sikap yang kita tunjukan kepada orang yang lebih tua seperti kalau berbicara sopan, mendengarkan nasihatnya, tidak membantah pembicaraan atau pengajarannya. Ungkapan kata mendaki ini adalah cara pergaulan kepada orang yang lebih tua seperti anak kepada orang tuanya, kemanakan kepada mamak, murid kepada guru dan adik kepada kakak.

B. Kato manurun :

          Ungkapan yang menggambarkan bagaimana cara bersikap, berbicara seseorang dengan yang lebih muda dengan kita. di artikan juga dengan tindakan mengayomi, menyayangi yang lebih kecil dari kita. ungkapan ini di gunakan oleh orang tua kepada anak, guru kepada murid ,mamak kepada keponakan dll.

C. Kato mandata :

         Kato mandata ialah ungkapan sikap berbuatan atau tindakan cara berbicara yang sebaya dengan kita. ungkapan ini digunakan oleh teman sepermainan. saling menghormati dan menghargai.

D. Kato malereang :

          Ungkapan sikap tindakan dan cara berbicara dengan orang yang kita segani, hormati. ungkapan ini ditujukan dalam pergaulan sehari hari antara Datuak (kepala suku) dengan masyarakat,Ustad dan jamaah, Ayah dan menantu dll

jadi gambaran orang minang seperti ini

-- nan Tuo di hormati
-- nan Ketek di sayangi
-- samo Gadang baok baiyo.

          Nagari Cumeti koto Piliang yakni Sulit Air dalam geografis nya juga selaras dalam pembentukan suku. Dimana nagari Sulit Air juga berpegang kepada hanya 4 suku yang di akui yakni Dalimo Panjang, Dalimo Singkek, Simabua dan Piliang. Unik nya kenagarian ini ada memiliki 13 jorong, tetapi yang lokasi Rumah Gadang tempat barundiang (musyawarah) cuma ada di ampek jorong yakni Jorong Koto Gadang, Jorong Koto Tuo, jorong Gando dan Jorong Silungkang.

          Namun sekarang memahami kato nan ampek mulai pudar dalam diri pemuda minang dikarenakan tidak ada lagi berfungsinya filter dari agama dalam diri pemuda minang yang sekarang malah hanyut dalam budaya asing yang datang dari dunia barat.


       Ungkapan kato nan ampek atau biasa juga disebut dengan jalan nan Ampek sudah menjadi ciri khas pergaualan masyarakat Minang kabau dari nenek moyang sampai pada saat sekarang ini. Orang jika merasa keturunan Minang yang salah berperilaku atau menempatkan posisinya disebut dengan indak tau jo nan ampek atau urang indak baradaik.

          Panulis hanya manaruihkan/maulang wasiat dari adaik Minang urang tuo dulu - semoga Alam takambang jadi guru. Wahai dunsanak kasadonyo berpegang teguhlah pada adat minang yang di wariskan dan di ajarkan oleh para Datuk dan niniak mamak kita dahulunya karena Minang selaras dengan ajaran dari agama Islam yang sangat mulia.

Di rumah Gadang Balairung sari Balailamo ini para datuk-datuk empat suku bermusyawarah Adat

Wassalamualaikum wr.wb

--- Sekian ---


No comments:

Post a Comment