Wednesday 22 February 2017

Gebu Minang menjemput asa dibawah OSO

Belum lama ini bapak Oesman Sapta diangkat menjadi ketua Umum Gebu Minang, lansung adakan muhibah ke pasar Senen Jakarta pusat (23/01) ikut sumbang kasih dalam meringankan beban hidup pedagang Minang yg ditimpa musibah kebakaran. Dalam gebrakan pertama beliau beramai-ramai memberi santunan senilai 221 juta rupiah dibagi ke pedagang asal Minang yang tertimpa musibah tak diduga duga tersebut. Saat ini Gebu Minang mulai bergeliat dan bergairah atas dipilih secara aklamasi sang orator serta mentor sukses  tingkat nasional, yang berasal dari nagari Sulit Air ini. Kehadiran beliau disana ikut didampingi beberapa pengurus, termasuk sekretaris jendral Gebu Minang bapak Zakarsyi Nurdin, didalam suasana masih bara asap kedatangan Gebu Minang membuat asa dan rasa haru bagi pedagang disana.

Gebu Minang telah menyelesaikan alek nya beberapa waktu yang lalu, didalam MUBES Gebu Minang yang ke-6 terpilihlah bapak Oesman Sapta Odang sebagai ketua umum untuk lima tahun kedepan. Tantangan dan kemajuan organisasi yang jalan nya naik turun, ditangan beliau mungkin bisa memberi harapan  mempersatukan dan memberi kontribusi nyata para perantau minang yang ada dimana mana. Selama ini para perantau minang terbagi dalam unsur kedaerahan masing-masing, begitupun di masa lalu sejati  nya organisasi gebu minang ini juga memiliki daya kemampuan untuk itu namun ada intrik-intrik tak kasat mata dilihat namun dapat dirasakan sedikit membuat Gebu Minang ini belum seusai harapan.
Kunjungan Gebu Minang ke pasar senen memberi bantuan 221 juta rupiah.
Kilas Sejarah

Boleh kita lihat kebelakang lagi sejarah gebu minang ini, yakni bermula kedatangan bapak presiden Soeharto ke nagari Aripan kabupaten Solok (15 km dari Sulit Air) dalam acara pekan penghijauan tahun 1982. Bapak presiden kali ini memberikan sebuah ulasan pidato yang menyentak para saudagar minang yang hadir waktu itu. "para saudagar sebetulnya mempunyai kekuatan, jika sejuta perantau saja menyumbang seribu rupiah saja perkepala, maka terkumpul dana pembangunan 12 milyar dalam setahun untuk Sumatera Barat". 

Namun wacana untuk bersatu tersebut mengambang begitu saja, hampir tujuh tahun setelah itu ketika ada pameran pusat dokumentasi dan Budaya Minangkabau pada September tahun 1989 di Taman Ismail Marzuki Jakarta pusat, kembali disuarakan sehingga memicu semangat untuk mewujudkan Gebu Minang. Sebulan setelah itu kembali digelar pertemuan di hotel Sahid Jaya dipimpin oleh Prof.Dr Awaloedin Djamin dan Prof Drs Harun Zain. Sang budayawan A.A Navis ikut serta memaparkan fakta kekurangan dan kemiskinan nagari nagari di Sumbar di hadapan para tokoh perantau Minang.

Selanjutnya ditunjuk operasional Gebu Minang Dr. Rustam Didong, dimana akhirnya dirumuskan tujuan Gebu Minang yakni :
  • Menggali potensi baik yang ada di Sumbar maupun di perantauan, untuk pembangunan masyarakat daerah dan perantau.
  • Menggerakan para perantau bersatu untuk menyumbang baik moril maupun materil demi pemabngunan masyarakat Minang.
  • Memotivasi para perantau untuk ikut serta menyumbang seribu rupiah sebulan untuk pembangunan nagari-nagari.
Saat bersejarah itu tiba di kota Bukit Tinggi pada tanggal 24 desember 1989 menjadi penyelenggara Musyawarah Gebu Minang pertama. Dimana secara aklamasi terpilih ketua umum Gebu Minang Prof.Dr Emil Salim. Ketua Eksekutif Prof Dr. Harun Zain dan sekretaris umum Drs. Fahmi Idris. Selanjut nya ikut terlibat juga menjadi ketua dewan kehormatan Bustanil Arifin SH & Prof Dr. Awaloedin Djamin menjadi ketua dewan pembina.

Tepat nya pada tanggal 20 januari 1990 Lembaga Gebu Minang disahkan dengan akta notaris Anasrul Jambi SH, no.14 th 1990. Pada tanggal 5 february 1990 yayasan Gebu Minang ikut didirikan dengan notaris yang sama, dimana ditetapkan ketua umum yayasan Ir. H Azwar Anas, Sekretaris umum Dr. Safroudin Bahar serta bendahara Djoni Marsihin SE. Gebu Minang dengan ambisi serta motivasi tinggi lansung bergerak. Yayasan Gebu Minang dengan fungsi pengelola dana-dana yang dihimpun dari masyarakat mendirikan beberapa institusi bisnis. Setahun Gebu Minang pada akhir November 1990 berdirilah 7 BPR pilot projek. Tahun 1991 bulan juni kupon resmi seribu rupiah per lembar dikeluarkan berdasr SK mensos RI no. BSS5 119/91 tanggal 22 juni  dengan masa edar dua tahun.

Selanjutnya Mubes Gebu Minang ke-2  di kota Padang pada tahun 1992 terpilih kembali Prof.Dr Emil Salim. Ketua eksekutif prof Dr. Harun Zain, Sekretaris Umum Safrudin Bahar dan Bendahara Dr. Sonya Rosma. Di Mubes Gebu Minang ke-3 di Bukit Tinggi dipimpin oleh dr. Fasli Jalal Phd, di periode tiga ini pertama kali digunakan kata sekretaris jendral dijabat oleh brigjend TNI (purn) Adityawarman dan bendahara umum Ratna Maida Hasyim Ning. Dilanjutkan kepemimpinan di Mubes ke-4 di Sawah Lunto, dimana dipimpin oleh Mayjend TNI (purn) Asril Tanjung SIP, Sekjend Dr. Irwan Husain serta bendahara umum Hj. Sulfah achni Jamin.

Pada Mubes Gebu Minang ke-5 di Padang Panjang berlansung di kampuns ISI-Padang Panjang terpilih ketua umum bapak Ir. HR Ermansyah Jamin Dt. Tanmaliputi, di dampingi sekretaris Jendral H. Elfiwardi C Tanjung, juga di plot sebagai bendahara umum H. Nafis Thalib. Namun agak berbeda disini pertengahan periode sang Sekjend diganti kembali mengangkat yang baru bapak Yulianto Wahyu SH.MH. Pada masa ini pula lah ulang tahun Gebu Minang dirayakan pertama kali setiap tanggal 24 Desember.

Di akhir bulan desember 2016 berlansung Mubes Gebu Minang ke-6 di hotel Pangeran kota Padang terpilih secara aklamasi bapak Oesman Sapta Odang atau OSO sebagai ketua umum yang ke-6 periode 2016-2021. Beliau adalah putra Sulit Air yang lama merantau ke Kalimantan disebuah kota kecil Sukadana, dan saat ini memimpin Gebu Minang berisikan 100an delegasi organisasi minang perantau.

Dalam perjalanan nya ada beberapa perangkat Gebu Minang telah di dirikan diantara nya :
  • BPR (Bank Perkreditan Rakyat) - Berstatus lembaga keuangan bank milik masyarakat di tingkat kecamatan yang didirikan oleh masyarakat Minangkabau, penduduk nagari atau oleh Koperasi Unit Desa, baik secara organisatoris maupun perorangan, yang berfungsi memobilisasi dana masyarakat dan dana-dana lainnya serta menyalurkannya pada unit-unit usaha bagi kepentingan pembangunan nagari; dan membiasakan masyarakat dengan system keuangan modern, serta mendinamisir tumbuhnya dunia usaha serta kewiraswataan secara modern, serta ikut mensukseskan pembangunan nasional secara umum.
  • Modal Ventura Gebu Minang - Berstatus lembaga keuangan bukan bank yang dibentuk Yayasan untuk menampung dan mengelola dana yang terkumpul dari masyarakat Minangkabau baik yang berada di Sumatera Barat maupun di perantauan. Dengan fungsi membantu meningkatkan kemampuan pengusaha menengah di daerah Sumatera Barat dengan menyediakan equity dan management bagi pembangunan, maupun pengembangan proyek-proyek yang secara ekonomis layak dibantu, maka usaha-usaha modal ventura Gebu Minang ini membantu percepatan pertumbuhan ekonomi rakyat pedesaan, di samping menggali ekonomi yang strategis untuk dikembangkan di Sumatera Barat, sejalan dengan usaha Gebu Minang.
  • Trading House Gebu Minang -  Berstatus badan usaha yang dibentuk oleh Yayasan Gebu Minang sebagai unit perantara bagi pengusaha-pengusaha Sumatera Barat dalam pemasaran barang atau jasa yang dihasilkannya, sehingga terjamin kontinuitas pemasaran dan kontinuitas perusahaan. Unit usaha tersebut adalah PT Gebu Niaga Nusantara (PT. GNN). Trading House Gebu Minang berfungsi, diantaranya membantu melancarkan pemasaran barang-barang atau komoditi yang dihasilkan oleh pengusaha kecil dan lemah; memberikan informasi bagi para pengusaha kecil dan lemah dalam rangka pengembangan aktifitas usahanya, untuk memproduksi barang-barang tertentu dengan kualitas tertentu sesuai dengan kehendak pasar; mengkoordinir pemasaran barang-barang tertentu dalam rangka memasuki pasar-pasar daerah.
  • Pusat pendidikan dan pelatihan pengusaha lemah Gebu minang - Berstatus sebagai pusat pengembangan tenaga yang diharapkan dapat mengantisipasi dampak kemajuan teknologi baik di bidang ekonomi maupun di sektor sosial budaya dan agama, dan sekaligus menjadi pusat pengembangan manajemen di lingkungan ushawan-usahawan kecil dan menengah di Sumatera Barat. Diantara usaha-usaha lembaga ini adalah : A.Mempersiapkan tenaga-tenaga staf BPR yang sedang didorong perkembanganya B.Melatih pengusaha-pengusaha kecil dan menengah agar lebih professional dalam pengelolaan usahanya. C.Mendidik generasi muda dalam rangka penyiapan tenaga-tenaga wiraswasta yang mampu mengelola usaha-usaha kecil secara modern.
Yang Unik dan tetap, sejak berdiri yayasan Gebu Minang masih diketuai oleh H. Azwar Anas. Sementara lembaga Gebu Minang silih berganti setiap periode lima tahun. Sudah 6 periode berjalan - 27 tahun waktu yang dilintasi Lembaga Gebu Minang masih banyak PR yang harus dikerjakan, hingga nanti nya benar-benar  mengakar ke masyarakat Minang dimana saja. Selama ini Gebu Minang di pandang warga Sumbar tidak lebih organisasi para elit minang perantauan. Bisakah merubah paradigma tersebut dimasa sekarang ? Apakah OSO bisa memikul tanggung jawab tersbut bersama segenap pengurus nya ?

Banyak keheranan pengamat melihat mau dipimpin dan menerima estafet ini oleh pak Oesman, tentu ada yang melatar belakangi hal tersebut. Untuk memimpin masyarakat majemuk orang awak rasa nya tidak cukup dengan titel, kekayaan, jabatan serta kekuatan. Lebih dari itu bapak OSO mungkin juga belajar dari semangat juang organisasi SAS wadah perantau Sulit Air yang telah ada 46 tahun yang silam. Bagaimana sukses nya SAS hidup bersama dan besinergi warga rantau dalam membangun kampung halaman. Semua butuh pengorbanan, namun lebih dari itu yang harus dikeluarkan. Menggunakan pepatah orang Sulit Air, untuk menjadi ketua umum DPP SAS dan pengurus cabang "Siap-siaplah bermandi kudo" maksud nya harus lebih siap lahir batin dalam mengelola organisasi ini lebih hidup, bukan malah untuk sekedar mencari hidup atau sesusatu di organisasi.
Diskusi susunan pengurus Gebu Minang yang kana dibentuk
Saat ini masih tahap penggodokan susunan pengurus Gebu Minang periode ke-6, konon kabar nya masih berjalan alot untuk menentukan siapa yang layak dan mau serta mampu berjibaku dalam membangun organisasi ini. Sedikit dengar kabar, bapak OSO mengambil tangan kanan nya  sebagai sekretaris jendral Gebu Minang adalah Drs. Zakarsyi Nurdin SH, beliau sudah lama berkecimpung di SAS yakni delapan tahun sebagai sekjend SAS & tujuh tahun sebagai ketua umum DPP SAS. Berita baik nya pak Nurdin ini tidak lagi mencalonkan sebagai ketua umum DPP SAS karena hanya bisa dua periode, empat bulan lagi jabatan ketua umum SAS segera purna hingga konsentrasi untuk Gebu Minang lebih full. Dibagian bendahara Umum menurut 'mak info' sudah dikuasakan kepada H. Yendra Fahmi tidak banyak orang yang kenal, namun beliau adalah salah satu pengusaha sukses serta dermawan.

Besar keinginan kepimpinan kali ini bisa membawa harapan, memikul tanggung jawab yang memberi kabanggaan untuk masyarakat Minangkabau dirantau maupun kampung halaman. Tentu saja ini bukan angan-angan yang selama ini kabur ditelan zaman. Bapak OSO kabarnya juga sudah mengucap janji akan memisahkan politik dengan kemauan masyarakat Minangkabau dimana saat ini beliau menjabat ketua partai politik Hanura, OSO berdiri diatas kepentingan masyarakat Minang seutuh nya. Semoga sukses pak..

--- Sekian ---