Sulit Air hanyalah sebuah desa jauh dipelosok rimba Minangkabau,
hampir 100 km ditempuh dari kota Padang - Sumatera barat. Negeri nya
cukup gersang, apalagi air nya banyak yang tidak ditemukan. Namun jangan
sangka dulu, jika membayangkan negeri nya sangat keterbelakangan
dibanding desa-desa yang lain yang ada di nagari Minangkabau. Jauh desa
nya, namun dalam hal merangkul warga nya pulang basamo, banyak belajar
desa-desa lain nya di ranah minang ke nagari ini. Sulit Air, memang air
nya sulit meskipun begitu orang -orang nya di rantau sangat solid.
Sulit Air luasanya hampir 80km persegi, desa ini berada di utara kota
Solok.
Wisatawan yang baru pertama kali datang tidak usah khawatir, jalan masuk nya ada 3 dari 4 penjuru mata
angin, pertama dari utara arah kota Bukit tinggi bisa melewati jembatan
Ombilin, sebelah kiri ada jalan 17 km lagi melintasi nagari Bukit
kandung. Kedua dari barat arah kabupaten Solok melewati melalui jalan
lintas Sumatera ketika sampai kelihatan danau Singkarak, ada lintas
jalan ke kanan sepanjang16 km keatas melewati rumah bapak Suhardi Alius
(kepala BNPT) yakni nagari Tanjung Alai. Ketiga dari selatan kota
Solok, melintasi pacuan kuda Ampang kualo ada 28 km menuju desanya bapak
(alm) Rainal Rais ini.
Apa yang membuat nagari atau desa ini menjadi
percontohan buat desa-desa yang lain nya ? S.A.S , tapi ini bukan badan
intelejen rahasia dari Britania sana lho. SAS disini adalah kependekan
dari SAS (Sulit Air Sepakat). Sebuah perkumpulan raya untuk seluruh
masyarakat desa Sulit Air diperantauan, disatukan oleh paguyuban SAS
ini. Sekilas tentang SAS, berdiri pada tahun 1970 di Villa keluarga
Zainal Abidin Ahmad, merupakan salah satu wakil ketua parlementer RI
tahun 1950an.
Pada awal nya SAS lebih berorientasi untuk mengumpulkan
masyarakat perantauan nya yang bertebaran saat ini hampir 90 cabang SAS
diseluruh Indonesia dan berada di dua benua Asia dan Australia. Selain
itu SAS berkaloborasi bersama para perantau-perantau sukses plus
dermawan untuk sebagaian harta nya di bangun kekampung halaman Sulit
Air. Sekarang SAS menjadi bagian tidak terpisahkan bersama nagari Sulit
Air, jika menyebut SAS berarti dia orang Sulit Air. Termasuk salah satu
tokoh nasional kelahiran Sukadana, Kalimantan Barat bapak OSO atau Osman
Sapta Odang adalah keturunan Sulit Air. Pusat desa atau orang awak
menyebut nagari, berlokasi di Balailamo jorong Koto Gadang tidak jauh dari sana berdirinya pesantren GONTOR 11.
Nagari nya kecil punya hari jadi -
gak salah ? biasanya kota-kota besar, minimal kabupaten meriwayatkan
hari ulang tahun nya. Ini hanya sebuah desa atau kelurahan yang memiliki
13 RT berpenduduk 7000 jiwa, namun berusaha untuk mengulang, mengingat
masa lalu negeri nya menjadi sebuah pelajaran untuk anak cucu kemudian
hari. Dari manakah HAJASA (hari jadi nagari sulit air) ini berpatokan ?
kalau didalami flashback nya dilihat dan dianalisis oleh sejarahwan
dari Sulit Air serta peristiwa yang ada di Minangkabau saat itu,
sebagain orang menyebut cikal bakalnya, meletusnya perang paderi bermula
dari sini. Dimana waktu itu tahun 1820an peralihan kekuasaan jajahan
terhadap pribumi minangkabau dilakukan oleh tentara Inggris raya
menyerahkan kedaulatan nya kepada Belanda. Tentara Kompheni dengan gagah
nya menempatkan pasukan altileri dan salah satu benteng pertama di
nagari Simawang.
Kenapa Sulit Air berjarak 20 km ikut diserang ? karena
desa ini terdapat embrio-embrio pejuang Paderi yang tidak mau tunduk
terhadap kesepakatan para raja dan penjajah waktu itu, didesa ini pula
dormitory paderi berkumpul, bala tentara yang lengkap Belanda berulang
kali menggempur nya, hingga terjadi tewas nya kedua belah pihak cukup
banyak. Dari sinilah para sejarahwan Sulit Air mengangkat momen gempuran
Belanda, menjadi sebuah landasan dikemudian hari.
Ketuk palu hari jadi nagari "SAS" ini sudah dilakukan dua tahun yang
lalu pada Mukernas SAS di Sulit Air yakni tahun 2015, dan ini adalah
peringatan kedua dilakukan setelah yang pertama pada tahun 2016 silam.
Hari jadi ke-196 ini, seyogya nya menjadikan negeri ini tetap bersatu,
berkembang dan menjadi sebuah pijakan meraih kemakmuran dimasa akan
datang. Siapapun penerus nagari, para datuk-datuk dari empat suku serta SAS & IPPSA dari perantauan, disinilah moment nya menemukan satu tekad untuk memajukan kampungb halaman.
Wali nagari dengan dokter-dokter SAS, pengobatan gratis HAJASA, panpel dr. Hamzah Nurdin |
Wisuda Hifdzil Quran putra-putri nagari di masjid Raya, panpel Idramis Dt. Malakewi |
Lomba Futsal antar jorong di balailamo dalam rangka ulang tahun nagari, panpel Eko narasaki |
Lomba senam antar jorong di gd. serbaguna memeriahkan HAJASA, panpel Jayanthi Aerobiq |
Hari jadi nagari tahun ini, banyak di warnai berbagai kegiatan seperti
perlobaan Hafidz Quran, Lomba Futsal, Lomba Senam antar jorong, selain
peringatan yang akan jatuh sebentar juga diisi dalam bentuk even besar
yakni TOUR de Sulit Air 10K pelaksana nya oleh majalah Bandara. Wahana
berolahraga melintasi alam nagari ini plus mendapatkan dooprize dan
berbagai hadiah lain nya senilai total 100 juta rupiah. Even nya akan di
dilakksanakan pada hari minggu tgl 30 april 2017, silahkan mendaftar
atau lansung ke Sulit Air ke sekretariat kantor wali nagari di
Balailamo. Ada pameo slogan yang menjadi renungan untuk negeri ini
"Bersatu kita maju - Bercerai kita malu".
Ulang tahun nagari ke-196, majalah Bandara berpartisipasi memeriahkan dengan hadiah & doorprize |
--- Sekian ---