Friday, 28 April 2017

Nagari Sulit Air ulang tahun ke-196


Sulit Air hanyalah sebuah desa jauh dipelosok rimba Minangkabau, hampir 100 km ditempuh dari kota Padang - Sumatera barat. Negeri nya cukup gersang, apalagi air nya banyak yang tidak ditemukan. Namun jangan sangka dulu, jika membayangkan negeri nya sangat keterbelakangan dibanding desa-desa yang lain yang ada di nagari Minangkabau.  Jauh desa nya, namun dalam hal merangkul warga nya pulang basamo, banyak belajar desa-desa lain nya di ranah minang ke nagari ini.  Sulit Air, memang air nya sulit meskipun begitu orang -orang nya di rantau sangat solid. Sulit Air luasanya hampir 80km persegi, desa ini berada di utara kota Solok. 

Wisatawan yang baru pertama kali datang tidak usah khawatir, jalan masuk nya ada 3 dari 4 penjuru mata angin, pertama dari utara arah kota Bukit tinggi bisa melewati jembatan Ombilin, sebelah kiri ada jalan 17 km lagi melintasi nagari Bukit kandung. Kedua dari barat arah kabupaten Solok melewati melalui jalan lintas Sumatera ketika sampai kelihatan danau Singkarak, ada lintas jalan ke kanan sepanjang16 km keatas melewati rumah bapak Suhardi Alius (kepala BNPT)  yakni nagari Tanjung Alai. Ketiga dari selatan kota Solok, melintasi pacuan kuda Ampang kualo ada 28 km menuju desanya bapak  (alm) Rainal Rais ini.

Apa yang membuat nagari atau desa ini menjadi percontohan buat desa-desa yang lain nya ? S.A.S , tapi ini bukan badan intelejen rahasia dari Britania sana lho. SAS disini adalah kependekan dari  SAS (Sulit Air Sepakat). Sebuah perkumpulan raya untuk seluruh masyarakat desa Sulit Air diperantauan, disatukan oleh paguyuban SAS ini. Sekilas tentang SAS, berdiri pada tahun 1970 di Villa keluarga Zainal Abidin Ahmad, merupakan salah satu wakil ketua parlementer RI tahun 1950an. 

Pada awal nya SAS lebih berorientasi untuk mengumpulkan masyarakat perantauan nya yang bertebaran saat ini hampir 90 cabang SAS diseluruh Indonesia dan berada di dua benua Asia dan Australia. Selain itu SAS berkaloborasi bersama para perantau-perantau sukses plus dermawan untuk sebagaian harta nya di bangun kekampung halaman Sulit Air. Sekarang SAS menjadi bagian tidak terpisahkan bersama nagari Sulit Air, jika menyebut SAS berarti dia orang Sulit Air. Termasuk salah satu tokoh nasional kelahiran Sukadana, Kalimantan Barat bapak OSO atau Osman Sapta Odang adalah keturunan Sulit Air. Pusat desa atau orang awak menyebut nagari, berlokasi di Balailamo jorong Koto Gadang tidak jauh dari sana berdirinya pesantren GONTOR 11.

Nagari nya kecil punya hari jadi - gak salah ? biasanya kota-kota besar, minimal kabupaten meriwayatkan hari ulang tahun nya. Ini hanya sebuah desa atau kelurahan yang memiliki 13 RT berpenduduk 7000 jiwa, namun berusaha untuk mengulang, mengingat masa lalu negeri nya menjadi sebuah pelajaran untuk anak cucu kemudian hari. Dari manakah  HAJASA (hari jadi nagari sulit air) ini berpatokan ? kalau didalami flashback nya dilihat dan dianalisis oleh sejarahwan dari Sulit Air serta peristiwa yang ada di Minangkabau saat itu, sebagain orang menyebut cikal bakalnya, meletusnya perang paderi bermula dari sini. Dimana waktu itu tahun 1820an peralihan kekuasaan jajahan terhadap pribumi minangkabau dilakukan oleh tentara Inggris raya menyerahkan kedaulatan nya kepada Belanda. Tentara Kompheni dengan gagah nya menempatkan pasukan altileri dan salah satu benteng pertama di nagari Simawang.

Kenapa Sulit Air berjarak 20 km ikut diserang ? karena desa ini terdapat embrio-embrio pejuang Paderi yang tidak mau tunduk terhadap kesepakatan para raja dan penjajah waktu itu, didesa ini pula dormitory paderi berkumpul, bala tentara yang lengkap Belanda berulang kali menggempur nya, hingga terjadi tewas nya kedua belah pihak cukup banyak. Dari sinilah para sejarahwan Sulit Air mengangkat momen gempuran Belanda, menjadi sebuah landasan dikemudian hari.

Ketuk palu hari jadi nagari "SAS" ini sudah dilakukan dua tahun yang lalu pada Mukernas SAS di Sulit Air yakni tahun 2015, dan ini adalah peringatan kedua dilakukan setelah yang pertama pada tahun 2016 silam. Hari jadi ke-196 ini, seyogya nya menjadikan negeri ini tetap bersatu, berkembang dan menjadi sebuah pijakan meraih kemakmuran dimasa akan datang. Siapapun penerus nagari, para datuk-datuk dari empat suku serta SAS & IPPSA dari perantauan, disinilah moment nya menemukan satu tekad untuk memajukan kampungb halaman.
Wali nagari dengan dokter-dokter SAS, pengobatan gratis HAJASA, panpel dr. Hamzah Nurdin
Wisuda Hifdzil Quran putra-putri nagari di masjid Raya, panpel Idramis Dt. Malakewi
Lomba Futsal antar jorong di balailamo dalam rangka ulang tahun nagari, panpel Eko narasaki
Lomba senam antar jorong di gd. serbaguna memeriahkan HAJASA, panpel Jayanthi Aerobiq
Hari jadi nagari tahun ini, banyak di warnai berbagai kegiatan seperti perlobaan Hafidz Quran, Lomba Futsal, Lomba Senam antar jorong,  selain peringatan yang akan jatuh sebentar juga diisi dalam bentuk even besar yakni  TOUR de Sulit Air 10K pelaksana nya oleh majalah Bandara. Wahana berolahraga melintasi alam nagari ini plus mendapatkan dooprize dan berbagai hadiah lain nya senilai total 100 juta rupiah. Even nya akan di dilakksanakan  pada hari minggu tgl 30 april 2017, silahkan mendaftar  atau lansung ke Sulit Air ke sekretariat kantor wali nagari di Balailamo. Ada pameo slogan yang menjadi renungan untuk negeri ini "Bersatu kita maju - Bercerai kita malu".  
Ulang tahun nagari ke-196, majalah Bandara berpartisipasi memeriahkan dengan hadiah & doorprize
--- Sekian ---