Wednesday, 27 April 2016

Mengapa SAS Masih Ada

Secara umum orang Awak baik di Sumatera Barat maupun di perantauan sedikit banyak nya mengenal apa itu SAS sebagai wadah perkumpulan orang-orang Sulit Air. Yakni bagian organisasi sosial, khusus mewadahi pengabdian dan merekatkan silaturahhim antar warga se-nagari dimanapun dia berada. Sudah 46 tahun yang silam perkumpulan ini berjalan, selama itu pula kiprah nya tidak jauh-jauh dari mewujudkan kekompakan di rantau, bermuara pula nanti nya kepada masyarakat dikampung dengan sumbangsih nyata baik pribadi ataupun secara organisasi. 

Semua itu tak lepas dari sifat para orang-orang tua dahulu untuk selalu menanamkan rasa sosial  dan ber-sosial sebaik mungkin dimanapun berpijak. Kalau lah menilai dengan kaca mata organisasi untuk meraih kesuksesan, satu-satu nya yang mendapat keuntungan adalah nagari Sulit Air itu sendiri. Mengapa demikian, dari sinilah tolak ukur untuk berfikir menilai untuk siapa & dimana tujuan akhir dari kebaikan tersebut ? Tentu masing-masing kepala memiliki asumsi sendiri, yang jelas dari penulis tidak memungkiri ada setiap insan untuk selalu berbuat baik terang-terangan maupun diam-diam itu tidak bisa dihindari, utama nya memprioritaskan untuk kemakmuran kelompok, suku maupun ide yang dimiliki masing-masing.

Mungkin disitu pula arena bersaing dalam makna positif, untuk memajukan manusia-manusia dan membangun nagari nya menjadi kebiasaan. Bahkan dengan menggebu waktu dulu para orang-orang cerdas dan idealis, sangat rindu untuk berkumpul menumpahkan satu ide yang hanya angan-angan bisa menjadi kenyata'an. Dalam proses mendeklarasikan sebuah wadah-wadah untuk menghidupkan ranah perjuangan dan kebanggaaan akan ke "akuan" Sulit Air nya, lumrah menjadi sebuah rutinitas dikala senggang. Ada yang memprioritaskan tema kebangkitan adat istiadat, ada juga membentuk forum ekonomi dagang, ada lagi membentuk koperasi, ada pula berjalan dengan kental irama dakwah, ada yang bangun program sekolah-pesantren, bahkan untuk sekedar menghibur diri dimasa tua pun perlu juga di wadahi dalam sebuah organisasi. Setahu penulis yang pernah ingat dari tahun 1950an sudah ada 19 organisasi selain dari SAS yang pernah mecoba memikat para perantau semata untuk memajukan ranah nagari kampung halaman nya sendiri.
Peresmian GONTOR 11 di Talago Laweh (2009)
Terakhir yang pernah terdata dalam memori penulis adalah kemunculan organisasi ke-19 yakni DDR (Dewan Dakwah Risalah). Adalah khusus tentang manajemen dakwah dan kebangkitan nilai-nilai Islam yang diperjuangkan dari perkumpulan DDR ini. Diawalnya program nya berupa mengelola dan mendidik insan putra-putri Sulit Air berakhlak pesantren, sampai meng-golkan proyek nyata "dunia-akherat" harus ada di nagari Sulit Air. Apa itu ? adalah terwujud nya sebuah cita cita mulia yakni pesantren GONTOR yang ke-11 di Indonesia ada di Ompang, Talago Laweh. Unik nya DDR ini di isi oleh para dedengkot SAS, sebutlah Rainal Rais Rajo Sati nan Mulie, Prof Dr. Amin Nurdin, Syaiful Sirin Dt. Rajo Mangkuto dll. Memang waktu itu sempat ada perbedaan cara pandang dari oganisasi SAS, namun dalam ending nya DPP SAS hadir dalam peresmian Gontor 11 membuktikan kekompakan dan sepakat untuk kemakmuran nagari diatas segala  nya. Akhirnya ke-19 perkumpulan yang pernah hadir dalam masyarakat adalah bagian dari dinamis nya nagari Sulit Air itu sendiri.

Mengapa SAS masih ada ? tidak lain, adalah timbul nya kesadaran membangun nagari dan rasa sosial bersama sama, punya niat untuk ikut serta terlibat dalam pergerakan. Namun ada hal yang paling krusial dalam mewujudkan kebersamaan ini, apa itu ? yakni filosofi "membantu dengan PIHARTENDO". Filosofi ini jarang didengar, terkahir digaungkan ketika era nya (Alm) H.Rainal Rais Dt. Rajo Sati nan Mulie. Pihartendo, adalah sebuah sikap bantuan yang nyata bergerak bersama-sama akan terwujud nya sebuah program disepakati bersama dalam satu forum.

Bagian dari Pihartendo tersebut ada empat, yakni :
  • PI = Pikiran. Inilah fungsi peran ketua sebagai puncuk pimpinan atau pengurus SAS cabang atau pusat, mencurahkan segala ide-ide dan kemauan bergerak menjalankan roda perkumpulan SAS sebagai mana mesti nya. Tiada waktu yang senggang tidak luput dalam memikirkan perkumpulan ini, bahkan sampai terancam periuk nasi pun, yang roda organisasi tetap dijalankan. Itu sebab nya yang kelak menjadi pemimpin/ketua SAS rela dan siap untuk "bermandi kudo" mengorbankan segala potensi yang dimiliki.
  • Har = Harta. Jalan nya organisasi tak akan terlaksana dengan mengabaikan bantuan para warga yang dermawan dan peduli. Ini adalah penopang paling utama, kelancaran kegiatan yang dijalankan. Disinilah mulia nya, sampai disebut orang diluar bahwa "Urang SAS kayo-kayo" padahal pameo ini diselamatkan dengan kedermawanan orang-orang yang lebih harta nya. Sangat banyak orang-orang mampu dinagari ini, namun sikap kedermawanan adalah bagian terpuji yang sangat berarti menngangkat kekuatan organisasi ini.
  • Ten = Tenaga. Jikalau filosofi yang diatas belum dimiliki, inilah peran yang dihitung sebagi motor utama berjalan nya setiap kegiatan. Tenaga yang dibutuhkan tidak akan mampu pengurus SAS emban sendiri, adalah orang-orang penuh dedikasi mencurahkan rasa memiliki nya dengan filosofi ini. Sejauh mana pimpinan organisasi mengakomodir kemampuan warga sekitar, akan semakin baik dan hidup pula SAS di daerah itu bergerak.
  • Do = Do'a. Inilah seminim-minim nya kemampuan dari masyarakat Sulit Air, jikalau tiga filosofi yang disebut diatas tidak dimiliki satupun. Do'a kan organisasi ini berjalan dengan rel kebaikan dan irama persatuan. Andaipun membicarkan tentang kelemahan organisasi, bantulah dengan saran yang mulia serta doa semoga lancar akan semua kegiatan. 
Semua peran dari makna filosofi digaungkan oleh pendahulu kita, menjadi sebuah harga diri bagi setiap insan Sulit Air Sepakat. Namun dalam setiap langkah dan kebijakan tetap ada keterbatasan berfikir, bertindak, tidak semua pendapat terakomodir. Bahkan seandainya ada 25 pengurus yang hadir dalam rapat, ke-25 kepala tersebut berbeda juga pendapat nya. Apakah ada yang acuh dan tak acuh terhadap perkumpulan ini ? tergantung bagaimana memandang dalam bingkai demokrasi. Dimana posisi yang antipati ? kita berharap seyakin-yakin nya, semua filosofi ini mereka miliki semua. Akan tetapi kesempatan menjadi pemimpin belum bisa diwujudkan. Suatu saat roda akan berputar, saat nya gantian pimpin organisasi SAS milik Sulit Air ini.

Selama 30 tahun belakangan ini sejak tahun1986, hanya ada tiga orang yang menjadi pemimpin. Setiap ketua dan pengurus nya, berbeda pula dalam program nya. Boleh kita menilai pada era bapak Rainal Rais (RR) lebih fokus kepada mempopulerkan SAS kemana mana, hingga terasa lebih membumi dalam setiap langkah nya selama 12 tahun memimpin. Lain hal nya kepada Zulherfin Zubir, lebih terasa pembangunan fisik gedung-gedung pertemuan setiap cabang SAS, puncaknya berdiri dengan gagah gedung pusat DPP SAS jalan Saharjo Jakarta Selatan serta mendapatkan income untuk kas organisasi. Kepemimpinan yang ke tiga telah berjalan tahun ke-6, bapak Zakarsih Nurdin lebih terarah menuju akan tertib organisasi. Banyak gedung aset warga SAS di rantau, tapi kepimilikan masih atas nama individu atau yayasan. Pada momen inilah saat nya dikembalikan atas nama SAS cabang masing masing. 
Pelantikan cabang SAS Depok, terlihat dua mantan ketua umum ikut diundang (2015)
Kepemimpinan bapak Zakarsyih Nurdin tersisa satu tahun lagi, apakah ada yang siap memimpin lagi ? Penulis rasa, tipis kemungkinan beliau mau maju kembali karena dibatasi oleh "tertib organisasi" ad/rt yang disetujui forum, dimana jabatan ketua umum hanya boleh dua periode. Tidak tahulah jika ada "force majure" dalam masa depan nanti. SAS memang masih ada, saat nya kiprah semua masyarakat ditunggu kehadiran nya. Ulang tahun nagari ke-195 menjadi program nyata bersama, apalagi dengan ada nya kata "sepakat" semoga bisa memberi aura kekuatan persatuan yang nyata, baik dirantau maupun dikampung halaman.
--- Sekian ---

Thursday, 7 April 2016

Dr (h.c).Oesman Sapta akan hadiri ulang tahun nagari Sulit Air

Tidak kurang dua puluh hari lagi, nagari Sulit Air segera akan menyiapkan diri untuk memperingati hari ulang tahun nagari yang pertama kali nya tanggal 28 april 2016 nanti. Jumlah panitia HUT Sulit Air yang berjumlah 96 orang, cukup memperlihatkan betapa serius dan gigih nya agar acara ini terselenggara dengan baik dan aman hendak nya. Pada perencanaan nya nanti HUT Sulit Air akan di laksanakan selama tiga hari  mulai dari hari Kamis, Jumat dan Sabtu. Persiapan dari kampung untuk segera berkordinasi kepada setiap pemangku kebijakan  serta undangan yang akan disebar sudah mulai dilakukan. 

Begitu juga persiapan dari rantau, DPP SAS sebagai penyokong penuh kegiatan ini juga melakukan konsolidasi kepada semua pihak. Bermula dari kunjungan panitia HUT Nagari kepada Dr (hc). Oesman Sapta Odang Dt. Bandaro Sutan Nan Kayo sebagai putra keuturunan Sulit Air yang saat ini menjadi wakil ketua MPR. Disana juga diungkapkan semua niat untuk menjadikan hari jadi nagari ini menjadi terbaik untuk wadah persatuan serta mengingat kampung halaman tidak hilang dari ingatan sejarah masa lampau. Bak gayung bersambut, bapak Oesman sangat antusias mendukung kegiatan ini, dengan segala upaya dan sumber daya yang beliau punya juga akan mempublikasikan kegiatan ini menjadi lebih bernilai lagi, beliau sendiri juga  menelepon para pejabat negara serta tokoh-tokoh Minang untuk hadir nanti dan kelak bisa mendatang nilai pariwisata kedepan nya. Puluhan wartawan media tulis dan televisi dari bagian promosi juga tak luput dari undangan beliau, dikarenakan nanti Sumatera Barat akan diselenggarakan forum 4 pilar kebangsaan yang sangat penting dan nagari Sulit Air termasuk pelaksana nya.
Terlihat duduk dari kiri bapak Oesman Sapta, bapak Zakarsyih Nurdin, Ibu Elda, ibu Alex Suryani, Dt.endah Bongsu & bapak Firdaus Kahar
Tidak itu saja panitia juga bergerak cepat dengan menghubungi KemenPar untuk segera meraih dukungan, ternyata tidak sia-sia. Bapak Hamdulllah Salim sebagai pionir gerakan HUT Nagari bersama DR Jurnalis Uddin, ikut meloby ke kantor kementrian pariwisata tersebut dengan semangat 45 membuat para deputi kementrian ikut terharu akan perencanan ini, juga terkesima dengan kedatangan bapak Hamdullah ini karena disanalah pernah berkantor dulu nya sebelum pensiun.

Gerak langkah panitia diwakili oleh Bapak Hendri Dunant Dt.Endah Bongsu dan Ibu Wali Nagari, rela bolak balik Jakarta-Sulit Air demi sukses nya acara nanti. Menghubungi kantor Rekor Muri juga tak luput dari harapan, sebagai mana awal nya dulu pihak Muri sempat menolak rekor yang ditampilkan jamuan samba itam khas Sulit Air. Namun dalam meyakinkan kegiatan ini, berbeda dengan rekor yang lain akhirnya pihak Muri bersedia datang pada hari "H" nya nanti.

Ulang Tahun nagari Sulit Air, boleh jadi yang pertama di Indonesia diselenggarakan sekelas kelurahan atau Desa. Kalau dibandingkan dengan Solok itu berarti ulang tahun nagari ini berbeda jauh dari ulang tahun Kab Solok ke-103 yang akan jatuh pada setiap tanggal 9 april. Memperingati Hari Jadi Nagari, tak nyana lagi menjadi peristiwa penting yang ke-13 ada dilakukan di Sulit Air. Peritiwa sebelum nya yang menyedot perhatian terakhir terjadi pada tahun 2009 di Guguok Limau Talago Loweh, yakni pembangunan pesantren GONTOR 11 yang diprakarsai oleh tim DDR (Dewan Dakwah Risalah). Waktu itu disponsori oleh (Alm) Saiful Sirin Dt. Rajo Mangkuto dengan kawan-kawan diantara nya Dt.Polong Kayo, Prof DR. Amin Nurdin dll menghabiskan dana lebih dari 12 milyar rupiah sumbangan perantau SAS. 
Peresmian Gontor 11 pada tahun 2009 di Guguk Limau - Telaga laweh
Penulis menyebut sebagai proyek dunia-akherat ini juga dihadiri se-ribuan orang serta dari pemerintah dan orang besar waktu itu. Tersebutlah dihadiri oleh Menteri kehutanan (MS Kaban), anggota DPR, pengamat nasional Indra Samego, Bachtiar Effendi, Gubernur Sumbar, Pimpinan Gontor Ponorogo, PP Muhammadiyah (Din Syamsudin), Penyair nasional (Taufik Ismail), Ustad Muda (Yusuf Mansyur), DPP SAS dan cabang-cabang SAS, ketua Gebu Minang (Arma Arief), Ulama-ulama Minang dll.

Harapan kita semua dengan hari jadi nagari yang pertama ini, semoga saja memberi manfaat nyata kedepan. Ketidak tahuan akan sejarah nagari ini, bukan lah masalah karena menjadi suatu tujuan diperingati ulang tahun negeri ini bagian solusi nya. Di lain tempat dengan banyak nya sumber berita yang disebar dalam dunia tekhnologi sekarang, rasanya tidak sulit untuk segera menikmati atau menyaksikan lansung keindahan alam, budaya dan kuliner nagari ini terlebih dahulu. Dikenal nya nagari Sulit Air ini bisa mendongkrak kunjungan orang luar terhadap nagari ini. Berarti kesiapan dari aparat nagari dan masyarakat nya saling menyokong adalah suatu keniscayan yang nyata masa akan datang. Semoga........
Pertemuan lanjutan dengan sekretariat MPR, diwakili oleh ketua DPP SAS dan ketua  Panitia 
Manual Acara Sementara :

Kamis , 28 April 2016

16.30 wib ; Lomba Futsal balai lamo sulit air antar sebrang aie ate lawan seberang aie bawah.

19.00 wib ; Sidang pleno terbuka " Peringatan HUT Nagori " di Balai Lamo - Sulit Air,
22.00 wib ; Pelepasan Rombongan Suluah Botuang dan Bodie-Bodie Botuang ke Puncak Guguak Muncuang ( kilas balik pergerakan perang Padri 1),

Jumat , 29 April 2016
08.00 wib ; Peresmian Mesjid di Rawang
14.00 wib ; Lomba Layang-layang,
16.00 wib ; Permainan Futsal di balai lamo - Sulit air,
19.00 wib ; Hiburan Pementasan hiburan anak nagari di lap koto tuo,,

Sabtu , 30 April 2016
07.00 wib :
- Persiapan pemecahan Record MURI INDONESIA "Masak Samba ( Gulai Hitam) 500 Tungku Terbanyak" di Jalan Tonga Balai Koto Tuo dihadiri oleh Team MURI Jakarta,
0800 wib :
- Pawai Alegoris ( Drumband ) Para Pelajar Sulit Air star PSA Gando ke Lap Sepak Bola Koto Tuo, Sulit Air
- Pawai Bungo SIRIEH + 116 Para Penghulu berpakaian Lengkap + di iringi Canempong dari jembatan Titi ke Lap Koto Tuo.
08.30 wib :
Rombongan Pimpinan MPR RI berserta 125 wartawan media cetak /elektronik dan on line tiba di Lapangan Koto Tuo, sekaligus menyaksikan lomba masak samba itam,
09.00 wib :
Peringatan HUT Nagori Sulit Air , dirangkai dengan Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan oleh MPR-RI, (dengan latar belakang Gunung Merah Putih ). Akan diundang dan dihadiri 3000 orang dari 74 Nagari Se-Kab Solok dan Para Perantau SAS, di isi pergelaran "Jejak Padri di Sulit Air" oleh: Team Kesenian Tri Arga Bukik Tinggi,,
12.00 Wib : 
Penyerahan Piagam MURI Indonesia sekaligus ada
Penyerahan Bantuan dari Para Perantau SAS berbentuk
AL ; Komputer, Motor Sampah, Tas Sekolah, Ongkos Naik Umroh,,
13.00 wib : 
( istirahat sholat dan makan ) di Mesjid Darul Muttaqin, dan Mesjid Baitullah,,
14.00 wib:  
Rombongan MPR RI melakukan peninjauan ;
1. Titi Bagonjong
2. Mesjid Raya Sulit Air
3. Rumah Godang 20 Ruang
4. Jenjang 1000 kaki bukit Gunung Papan dll
19.00 wib :
Permainan hiburan KIM ; berbagai hadiah dll
22.00 wib :
Rombongan MPR-RI dan para wartawan kembali ke padang dan Jakarta

--- Sekian ---