Secara geografis Rumah Gadang 20 Ruang
terletak di Nagari Sulit Air, Kecamatan X Koto Diateh Jorong Silungkang,
Kabupaten Solok. Terdaftar sebagai cagar budaya dengan nomor inventaris
03/BCB-TB/A/15/2007 di Balai Pelestarian Cagar Budaya Batusangkar. Nama
Nagari Sulit Air pertama kali diberikan oleh Datuk Mulo Nan Kawi yang
berasal dari Pariangan Padang Panjang yang merantau bersama kaumnya
untuk mencari kehidupan yang baik.
Pada saat sampai di suatu daerah yang
bernama Lubuk Parabung beliau makan bersama-sama, ketika sedang makan
beliau tercekik maka beliau mencari air. Ternyata untuk mencari air yang
jernih untuk diminum sangat susah maka dari sinilah awalnya beliau
memberi nama daerah ini Nagari Sulit Air. Meskipun terdapat banyak rumah
gadang yang terdapat di Sulit Air, konon rumah gadang 20 ruang ini
merupakan rumah gadang terbesar dan terpanjang di Sulit Air.
Bangunan ini dinamakan rumah gadang 20
ruang karena bilik atau kamar pada rumah ini terdiri dari 20 buah. Rumah
Gadang 20 ruang dibangun pada tahun 1820, tetapi bangunan ini terbakar
dan kemudian didirikan kembali pada tahun 1901 selesai pada tahun 1907 .
Pembagunan rumah Gadang 20 Ruang sstelah terbakar tidak dibangun lagi
sesuai aslinya . Rumah gadang yang pertama atapnya terbuat dari ijuk dan
dinding semuanya diukir tetapi pada saat pembangunan kembali dana yang
tersedia tidak lagi memadai maka dibuatlah atapnya memakai seng dan
bagian dindingnya tidak lagi diukir tapi polos.
Rumah Gadang 20 ruang dibangun oleh XX
Koto, yaitu X koto di atas dan X koto di bawah. Pekerjaan pembangunan
Rumah Gadang 20 ruang ini dilakukan oleh wakil-wakil dari Nagari XX Koto
beserta kaum dan masyarakat sekitar secara gotong royong. Bagian rumah
gadang 20 ruang yang pertama diselesaikan adalah bagian sebelah kanan.
Bangunan ini pada awalnya digunakan
sebagai tempat berkumpul ninik mamak, para penghulu dan yang paling
penting merupakan tempat tinggal Bundo Kanduang Sulit Air. Rumah gadang
20 ruang ini dahulunya dikabarkan dihuni mencapai 300 orang. Mempunyai
dua Datuk yang mengepalai kaumnya dan 2 orang Bundo kanduang sebagai
pengatur tertipnya kehidupan dirumah gadang 20 ruang. Adapun Datuk yang
yang dimaksud adalah pada bagian Pangka dimiliki oleh Datuk Tamaruhun
sedangkan bagian ujung dimiliki oleh Datuk Ampang Limo.
Rumah gadang 20
Ruang ini sekarang dihuni oleh turunan Datuk Tamaruhun dan Datuk Ampang
Limo. Rumah ini dihuni oleh mereka yang tidak mempunyai rumah dan
penghuni rumah gadang ini terdiri dari 4 keluarga. Saat ini Rumah gadang
masih difungsikan juga sebagai tempat pelaksanaan upacara adat dan
tempat pelaksanaan pesta atau baralek apabila ada keturunan dari dua
Datuk yang memiliki Rumah gadang 20 Ruang melaksanakan pesta pernikahan.
Bangunan rumah gadang 20 ruang memiliki
luas 60,95 m x 9,34 m yang terbagi menjadi ruang-ruang sebanyak 20
ruang. Setiap ruang terbagi menjadi dua bilik untuk ruang tidur. Jumlah
tiang sebanyak 5 deretan pada lebarnya dan 21 deretan pada bagian
memanjang. Pada tiang deretan yang berjumlah 21 memiliki diameter 20 cm
dengan tinggi 6,30 m, masing-masing tiang terdiri diatas umpak yang
terlalu pendek sehingga hampir rata dengan tanah. Secara keseluruhan
rumah gadang ini ditopang oleh tiang sebanyak 105 tiang. Rumah gadang
ini bertipe 8 gonjong. Hampir secara keseluruhan bangunan terbuat dari
kayu, terkecuali pada atapnya yang terbuat dari seng.
Tangga untuk masuk kerumah gadang ini ada
empat buah yang diletakkan pada bagian depan rumah dengan jarak yang
teratur dan bentuk yang sama. Pada masing-masing tangga naik di beri
atap pelindung. Dengan terdapatnya empat tangga masuk dengan otomatis
pintu masuk kedalam ruang utama bangunan ini juga terdiri dari empat
buah. Sedangankan jendela pada bagunan ini berjumlah tujuh buah dengan
model jendela ganda.
Ruang utama pada bangunan ini dibarkan
terbuka tanpa pembatas, hanya pada bagian tengah berjejer tiang yang
saling berhadapan. Pembatas hanya untuk pembatas bilik atau kamar yang
berjumlah 20 buah kamar. Ruang utama ini dipergunakan oleh pemiliknya
untuk beraktifitas mulai dari memasak sampai dengan menerima tamu. Kamar
tidur atau bilik yang berjumlah 20 buah, tiap bilik berukuran 2 x 2,5
meter yang bagian depan terdapat pintu masuk yang mempunyai daun pintu
berbentuk setangkup.
Lantai bangunan terbuat dari papan dengan
ketebalan 3 cm. Papan inii disusun dengan rapat dan kuat. Sebagian
lantai sudah diganti dengan papan yang baru. Dinding bagian luar dengan
dinding bagian pembatas bilik terbuat dari papan yang ukurannya lebih
tipis dari papan lantai yaitu 2 cm. Dinding inii disusun mendatar, dari
bawah keatas dengan sistem tumpang. Pada bagian ujung papan yang telah
dipasang, kemudian sedikit ditumpangi papan berikutnya sehingga
mengasilkan dinding yang rapat.
Bagian loteng rumah gadang terbuat dari
papan yang ketebalannya 2cm dipasang dengan posisi mendatar. Loteng
bagian tengah letaknya lebih tinggi dari pada bagian pinggir. Fungsi
loteng tersebut ada dua yaitu sebagai penahan panas dan juga berfungsi
untuk menyimpan alat-alat perhelatan, alat pertanian, dan alat rumah
tangga. Posisi loteng yang tidak sama berfungsi sebagai sirkulasi udara,
sehingga tidak terlalu panas pada siang hari . Atap bagunan terbuat
dari seng dan berbentuk gonjong dengan jumlah gonjong sebayak 4 buah.
Rumah gadang 20 ruang memang memiliki
banyak keunikan dan patutlah kita bersama-sama ikut melestarikannya.
Saat ini kondisi Rumah gadang 20 ruang mulai memprihatinkan, banyak
bagian-bagian rumah berupa kayu yang harus diganti. Pemugaran terhadap
Rumah Gadang 20 ruang akan dilaksanakan oleh Balai Pelestarian Cagar
Budaya Batusangkar pada tengah tahun 2015 ini. Semoga ..