Saturday, 22 October 2016

Datuk Kebesaran Adat di Nagari Sulit Air

Tidak banyak yang tahu nagari Sulit Air salah satu, nagari yang menghargai para pribadi yang berjasa, bersahaja dan mampu mengenalkan Sulit Air ke luar sana. Ada empat orang figur saat ini yang telah diberi datuk kebesaran, menghargai jasa-jasa beliau. Kebesaran nama nya, dimasa nya sanggup mengalahkan pesona nagari Sulit Air diwaktu itu. 

Di nagari Sulit Air mungkin boleh jadi, asumsi penulis pribadi - dalam menghargai "sosok seseorang" mencontoh kerajaan Inggris raya, memberi gelar "Sir" kepada orang yang mengharumkan kerajaan. Namun nagari yang identik dengan gunung merah-putih ini tidak pula latah mencontoh kepada university-university ternama memberi gelar "Honoris Causa" kepada setiap pemimpin dunia, yang mampu menjembatani ilmu pengetahuan dan kemakmuran. Semua gelar tersebut adalah bagian rasa penghargaan dan kebersamaan untuk menjadi kenangan dan tauladan pada saatnya nya nanti. Berikut diantara nya yang mendapatkan gelar kebesaran di Sulit Air : 
  • Pertama kali gelar kebesaran diberikan kepada bapak Mahjudin bergelar Dt. Maharajo nan Sati atau orang Minang dulu menyebut beliau Datuk Bangkik. Disaat beliau hidup lah pada tahun1900an, percetakan dan majalah surat kabar itu hidup dan berkibar menyaingi propaganda kaum penjajah, surat kabar beliau yang terkenal Oetoesan Melajoe rujukan bacaan masyarakat waktu itu. Tidak itu saja, sikap  beliau sangat menjunjung tinggi nilai-nilai adat juga dengan tulisan nya mampu memerahkan telinga ustad-ustad kaum paderi, memberikan argumen tentang perlu nya nilai-nilai adat Minang juga dijaga dan dilestarikan. Bahkan dengan gagah berani nya pernah kirim surat kabar "oetosan melajoe" ke tanah arab waktu itu kaum Wahabbi berkuasa. Nama nya saat itu sudah sangat terkenal baik oleh lawan maupun kawan.
  • Gelar kedua diberikan kepada putra Sulit Air yakni bapak Djamin gubernur ke-2 Jawa Barat sebagi Djamin Dt. Sutan Maharja nan Besar pada awal kemerdekaan th 1946. Tidak banyak cerita yang bisa didapatkan dari beliau, yang jelas bapak Djamin saat itu termasuk tokoh pejuang tingkat nasional, dan dalam momnet tersebut beliau pimpin provinsi Jawa Barat dari kota Tasikmalaya sebagi ibukota provinsi. Di wikipedia nama gelar datuk sudah ada ditulis mengikuti nama beliau, dugaan penulis gelar nya diberikan sebelum menjadi Gubernur Jawa Barat.
  • Gelar ke tiga ditimpakan kepada H.Rainal Rais Dt. Rajo Sati nan Mulie yang menjadi ketua DPP SAS enam periode pada tahun 1994. Selain SAS kiprah beliau juga aktif di HIPPMI, PGI, Persetasi (Takraw), KBRG (Keluarga Besar Rumah Gadang), S3 ( Solok Saiyo Sakato) dll. Peran beliau memimpin SAS banyak dipuji masyarakat Sumatera Barat waktu itu, yang bisa menjadi percontohan untuk membangun nagari. Supel dan energik nya datuk ini tidak saja disokong oleh kawan2 namun oleh wartawan, dengan media cetak beliau sangat open sekali berinterkasi. Itu sebabnya dalam setiap kegiatan, setiap ada momen ada saja liputan tentang Sulit Air Sepakat dan membuat kenagarian Sulit Air dikenal khalayak.
  • Gelar ke empat di alamatkan kepada H. Oesman Sapta Odang atau disebut OSO sebagai Dt. Bandaharo Sutan nan Kayo. Kiprah beliau dikancah nasional saat ini sedang bersinar. Mewakili DPD, saat ini menjadi wakil ketua MPR untuk periode 2014-2019. Pengusaha yang sudah multi nasional ini, diangkat jadi Datuk pada bulan april tahun 2003 silam, yang sebelum nya beliau mengungkapkan bahwa kakek nya adalah keturunan Sulit Air yang merantau ke Kalimantan.

Sebenar nya jauh sebelum itu pada masa selepas perang paderi, ada juga seorang dubalang /keluarga besar  dari keraajaan Pagaruyung atau masih kerabat dekat kerajaan, diberi gelar sebagai Dt. Pemuncak Perkasa Alamsyah. Namun hikayat yang didapat masih kurang kuat dan perlu ditelusuri lebih jauh lagi. Sekali lagi gelar kebesaran ini tidak mengikat kepada anak kemenakan namun adalah sebuah penghargaan oleh adat kepada putera-putera nagari yang memberi andil besar terhadap kampung halaman.

--- Sekian ---

3 comments:

  1. Pemberian gelar kebesaran kpd orang yang tla berjasa merupakan aflikasi sebuah etika dlm bermasyarakat dan langkah ini sangat dianjurkan oleh adat istiadat Sulit Air (Minangkabau)hanya saja, sebelum diberikan (digelar) perlu dilakukan kajian bernuansa kepatutan terlebih dahulu. Prosesi pemberianya nusti menjujung tinggi nilai mufakat itu sendiri dan ini penting spy sipenerima menikmati kesempurnaan dari gelar tsb.

    ReplyDelete
    Replies
    1. This comment has been removed by a blog administrator.

      Delete
  2. Siip terimakasih... atensi nya pak. Keputusan para Datuk-Datuk diatas Balairung sari lah yang memberi kata putus itu semua terjadi.

    ReplyDelete