Tuesday, 18 October 2016

PRRI di Nagari Suliek Ayie ( 1 )

Kini waktunya untuk mencatat
Kejadian penting yang pernah dilihat
Peristiwa lama yang masih teringat
Ketika Sulit Air diserang tentara Pusat

St. Makmur anak engku Manan
Pada akhir tahun 58
Pelajar kelas 5 SR Teladan
Duduk di bangku paling depan

St. Makmur, suku Limo Panjang
Awal 61 pindah ke Palembang
Setelah nagari dilanda perang
Kini berprofesi sebagai pedagang

Berbagi pengalaman pahit dan getir
Saat musibah menimpa Sulit Air
Setiap waktu selalu kuatir
Rasanya hidup segera berakhir

Kejadian penting sangat membekas
Ketika Makmur belajar di kelas
Mendengar deru yang sangat keras
Dari pesawat yang sedang melintas

Sering bahaya muncul sekejap
Sekolah membuat suatu protap
Semua murid harus tiarap
Di tepi dinding, di bawah atap

Pukul 9 di pagi hari
Waktu kampung sedang sepi
Penduduk ke sawah pergi bertani
Tiba-tiba muncul pesawat AURI

Barkali kali pesawat keliling
Terkadang posisinya terbang miring
Sambil menembakkan peluru runcing
Orangpun berlarian pontang-panting

Etika perang yang biasa berlaku
Baik sekarang ataupun dahulu
Harus jelas tembakan yang dituju
Besar resikonya kalau keliru

S.R Teladan 10 lokal
Objek tembakan asal-asal
Kalau dipikir sangat janggal
Atau pilotnya tidak profesional

Peluru merusak dinding sekolah
Tak ada murid yang luka berdarah
Mereka mengucap syukur alhamdulillah
Telah terhindar dari musibah

Karena Allah punya kekuasaan
Chaidir Kurning dilindungi Tuhan
Rumahnya rusak kena tembakan
Atapnya bolong sebesar jari tangan
  
- Intermezo -


Dikarang oleh : H. si Am Dt. Soda
(Puisi dari: Hj. Nurhayati Amir, Medan 2015)

( Bersambung)

No comments:

Post a Comment