Friday 27 February 2015

Mahzab dalam ISLAM



السلام عليكم ورحمة الله وبركاتهبسم الله والحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله ، وبعد

          Dalam dunia Islam rata-rata orang awam hanya kenal dengan 4 mahzab yang ada,  Mazhab secara bahasa artinya adalah tempat untuk pergi. Berasal dari kata zahaba - yazhabu - zihaaban . Mahzab adalah isim makan dan isim zaman dari akar kata tersebut.Sedangkan secara istilah, mazhab adalah sebuah metodologi ilmiyah dalam mengambil kesimpulan hukum dari kitabullah dan Sunnah Nabawiyah. Mazhab yang kita maksudnya di sini adalah mazhab fiqih.




Mazhab Tidak Hanya Empat Saja.

          Sesungguhnya mazhab fiqih itu bukan hanya ada 4 saja, tetapi masih ada banyak lagi yang lainnya. Bahkan jumlahnya bisa mencapai puluhan. Namun yang terkenal hingga sekarang ini memang hanya 4 saja. Padahal kita juga mengenal mazhab selain yang 4 seperti mazhab Al-Ibadhiyah yang didirikan oleh Jabir bin Zaid , juga mazhab Az-Zaidiyah yang didirikan oleh Zaid bin Ali Zainal Abidin , juga ada mazhab Azh-Zahiriyah yang didirikan oleh Daud bion Ali Azh-Zhahiri dan mazhab-mazhab lainnya.

          Sedangkan yang kita kenal 4 mazhab sekarang ini adalah karena keempatnya merupakan mazhab yang telah terbukti sepanjang zaman bisa tetap bertahan, padahal usianya sudah lebih dari 1.000 tahun. Yakni imam Al-Hanafiyah atau Nu'man bin Sabit bin Zautha ( lahir 80H/699M Kufah, Iraq), Al-Malikiyah atau Malik bin Anas bin Abu Amir (lahir 93H/912M madinah), Asy-Syafi’iyah atau Al-Imam Muhhamad bin Idris asy Syafi'i (lahir 150H Palestina) dan Al-Hanabilah atau Al-Imam abu Abdillah Ahmad bin Hanbal bin Hilal (lahir164H Baghdad) adalah empat dari sekian puluh mazhab yang pernah berkembang di masa kejayaan fiqih dan mampu bertahan hingga sekarang ini. Di dalamnya terdapat ratusan tokoh ulama ahli yang meneruskan dan melanggengkan mazhab gurunya. Dan masing-masing memiliki pengikut yang jumlahnya paling besar, serta mampu bertahan dalam waktu yang sangat lama.

          Para ulama mazhab itu kemudian menulis kitab yang tebal-tebal dalam jumlah yang sangat banyak, kemudian diajarkan kepada banyak umat Islam di seluruh penjuru dunia. Kitab-kitab itu sampai hari ini masih dipelajari di berbagai perguruan tinggi Islam, seperti di Al-Azhar Mesir, Jami’ah Islamiyah Madinah, Jami’ah Al-Imam Muhammad Ibnu Suud Riyadh, Jamiah Ummul Qura Mekkah dan di berbagai belahan dunia Islam lainnya. Bahkan di Al-Azhar dibuka fakultas Syariah dengan jurusan dari masing-masing mazhab yang empat itu.

          Sementara puluhan mazhab lainnya mungkin terlalu sedikit pengikutnya, atau tidak punya ulama yang sekaliber pendirinya yang mampu meneruskan kiprah mazhab itu, atau tidak mampu bertahan bersama bergulirnya zaman. Sehingga banyak diantaranya yang kita tidak mengenalnya, kecuali lewat kitab-kitab klasik yang menyiratkan adanya mazhab tersebut di zamannya.

          Buku mereka sendiri mungkin sudah lenyap dari muka bumi, atau barangkali ikut terbakar ketika pasukan Mongol datang meratakan Baghdad dengan tanah. Sebagian yang masih tersisa mungkin malah disimpan di musium di Eropa. Memang sungguh sayang sekali, ilmu yang pernah ditemukan dan berkembang besar, kemudian lenyap begitu saja di telan bumi.

Pentingnya Bermazhab

          Banyak orang salah sangka bahwa adanya mazhab fiqih itu berarti sama dengan perpecahan, sebagaimana berpecah umat lain dalam sekte-sekte. Sehingga ada dari sebagian umat Islam yang menjauhkan diri dari bermazhab, bahkan ada yang sampai anti mazhab.

          Penggambaran yang absurd tentang mazhab ini terjadi karena keawaman dan kekurangan informasi yang benar tentang hakikat mahzab fiqih. Kenyataannya sebenarnya tidak demikian. Mazhab-mazhab fiqih itu bukan representasi dari perpecahan atau pereseteruan, apalagi peperangan di dalam tubuh umat Islam. Sebaliknya, adanya mazhab itu memang merupakan kebutuhan asasi untuk bisa kembali kepada Al-Quan dan As-Sunnah.



          Kalau ada seorang bernama Mas Paijo, mas Paimin, mas Tugirin dan mas Wakijan bersikap yang anti mazhab dan mengatakan hanya akan menggunakan Al-Quran dan As-Sunnah saja, sebenarnya mereka masing-masing sudah menciptakan sebuah mazhab baru, yaitu mazhab Al-Paijoiyah, Al-Paiminiyah, At-Tugiriniyah dan Al-Wakijaniyah.

          Sebab yang namanya mazhab itu adalah sebuah sikap dan cara seseorang dalam memahami teks Al-Quran dan As-Sunnah. Setiap orang yang berupaya untuk memahami kedua sumber ajaran Islam itu, pada hakikatnya sedang bermazhab. Kalau tidak mengacu kepada mazhab orang lain yang sudah ada, maka minimal dia mengacu kepada mazhab dirinya sendiri. Walhasil, tidak ada di dunia ini orang yang tidak bermazhab. Semua orang bermazhab, baik dia sadari atau tanpa disadarinya.




          Lalu bolehkah seseorang mendirikan mazhab sendiri? Jawabnya tentu saja boleh, asalkan dia mampu meng-istimbath sendiri setiap detail ayat Al-Quran dan As-sunnah. Kalau kita buat sedikit perumpamaan dengan dunia komputer, maka adanya mazhab-mazhab itu ibarat seseorang dalam berkomputer, di mana setiap orang pasti memerlukan sistem operasi . Tidak mungkin seseorang menggunakan komputer tanpa sistem operasi, baik Windows, Linux, Mac OS atau yang lainnya. Adanya beragam sistem operasi di dunia komputer menjadi hal yang mutlak bagi setiap user, sebab tanpa sistem operasi, manusia hanya bicara dengan mesin.

          Kalau ada orang yang agak eksentrik dan bertekad tidak mau pakai Windows, Linux, Mac Os atau sistem operasi lain yang telah tersedia, tentu saja dia berhak sepenuhnya untuk bersikap demikian. Namun dia tentu perlu membuat sendiri sistem operasi itu, yang tentunya tidak terlalu praktis.

          Apalagi buat orang-orang kebanyakan, rasanya terlalu mengada-ada kalau harus membuat dulu sistem operasi sendiri. Bahkan seorang programer level advance sekalipun belum tentu mau bersusah payah melakukannya. Buat apa merepotkan diri bikin sistem operasi, lalu apa salahnya sistem operasi yang sudah tersedia di pasaran. Tentu masing-masingnya punya kelebihan dan kekurangan. Tapi yang jelas, akan menjadi sangat lebih praktis kalau kita memanfaaatkan yang sudah ada saja. Sebab di belakang masing-masing sistem operasi itu pasti berkumpul para maniak dan geek yang bekerja 24 jam untuk kesempurnaan sistem operasinya.

          Demikian juga dengan ke-4 mazhab yang ada. Di dalamnya telah berkumpul ratusan bahwa ribuan ulama ahli level tertinggi yang pernah dimiliki umat Islam, mereka bekerja siang malam untuk menghasilakn sistem fiqih Islami yang siap pakai serta user friendly. Meninggalkan mazhab-mazhab itu sama saja bikin kerjaan baru, yang hasilnya belum tentu lebih baik.



          Akan tetapi boleh saja kalau ada dari putera puteri Islam yang secara khusus belajar syariah hingga ke level yang jauh lebih dalam lagi, lalu suatu saat merumuskan mazhab baru dalam fiqih Islami. Namun seorang yang tingkat keilmuwannya sudah mendalam semacam Al-Imam al-Ghazali rahimahullah sekalipun tetap mengacu kepada salah satu mazhab yang ada, yaitu mazhab As-Syafi’iyah. Beliau tetap bermazhab meski sudah pandai mengistimbath hukum sendiri. Demikian juga dengan beragam ulama besar lainnya seperti Al-Mawardi, An-Nawawi, Al-’Izz bin Abdissalam dan lainnya.

Wallahu a’lam bishshawab, Wassalamu ‘alaikum wr .wb.

Sumber: Ustad Ahmad Sarwat, Lc.

Thursday 19 February 2015

SAS organisasi terbesar perantau Minang

Lambang organisasi dengan 13 gerigi adalah  jumlah jorong di Sulit Air
         Berbicara tentang pesona negeri Minang seperti tiada habis nya, apalagi menyelami keindahan pesona alam dan kearifan lokal adat minang  yang membudaya dan Islami . Bahkan ketika mengunjungi satu persatu nagari yang ada dipelataran sekeliling bukit barisan, seakan tidak cukup waktu satu minggu untuk menjelajahinya. Belum lagi pesona adat istiadat orang pesisir (Pariaman, Painan dan Pasaman) berbeda dengan adat orang pedalaman (Payakumbuh, Batu sankar, Solok dst). Beruntunglah kita termasuk bagian dari masyarakat yang masih menjunjung nilai-nilai adat minang selaras dijalankan ajaran Muhammad SAW mampir keranah minang ini.

        Satu hal juga, tentang masyarakat minang adalah masyarakat yang paling banyak merantau keluar ranah minang. Mungkin niat merantau dan mengadu nasib ini hanya bisa dikalahkan oleh kaum suku China yang ada dimana-mana di seluruh dunia. Dari perantauan jugalah kehidupan di kampung halaman ditopang dengan banyak nya kiriman wesel untuk sanak keluarga. Tidak hanya mencari sesuap nasi atau penghidupan yang lebih mereka tuju, lebih dari itu dirantau mereka berkembang, berbaur dan menyatu dalam satu komunitas untuk memajukan kampung halaman nya. 
Salah satu agenda SAS, Rapimnas tahun 2012 Sentul, Bogor - dihadiri 63 cabang
          Jika kita berbicara tentang keuletan, keragaman dan mobilitas serta persatuan warga minang perantauan tidak keliru kira nya kita membicarakan sebuah organisasi sosial masyarakat yang telah lama eksis di luar Sumatera Barat yakni SULIT AIR SEPAKAT (SAS). Saat ini organisasi yang berkantor pusat di jalan Saharjo - Jakarta Selatan, telah memiliki 84 cabang seluruh Indonesia dan selalu bertambah. Bahkan cabang nya sudah menjangkau luar negeri seperti negara Malaysia dan Australia. Organisasi yang sudah berumur 44 tahun ini, sudah cukup waktu dan kemampuan dalam mengarungi dan berkecimpung diranah sosial khusus nya bagai warga Sulit Air perantauan serta untuk kampung halaman sendiri.

          Pada awal kelahiran wadah perantau Minang ini yakni tanggal dua Juli 1970 di villa Aida milik bapak yusuf Ahmad daerah Ciloto Puncak Jawa barat, dulunya dilatar belakangi atas rasa memiliki, sepenanggungan dirantau serta rasa berbagi untuk keluarga yang ditinggalkan di kampung halaman. Menjadi berkah tersendiri bagi setiap para perantau yang sukses untuk ikut serta dalam pembangunan nagari. Cukup jelas kita lihat penampakan pembangunan dikampung seperti kokohnya jembatan Titi bagonjong diprakarsai oleh H.Muslim Marah (Hotel Treva) Jakarta, Sekolah PSA (keluarga Rosma Rais), Pemondokan cabang Gontor XI (Syaiful Sirin Dt. Rajo Mangkuto cs).

          Bahkan gedung Wali nagari tiga tingkat gagah berdiri, dimana ketika era nya Walinagari H.Firdaus Kahar rela jemput bola ke perantauan menarik rupiah demi rupiah terbangun nya gedung yang megah kita saksikan. Belum lagi Rumah gadang Limo Panjang jorong Silungkang dibangun tuntas oleh tokoh nasional H. Oesman Sapta Odang, tak terkecuali ada sebelas masjid di kenagarian Sulit Air semua nya ada yang punya dalam artian memiliki donatur abadi masing-masing keluarga hingga berjalan sampai saat ini. Jika berharap kepada peran dan bantuan pemerintah yang memang tugasnya, tidaklah mencukupi dan disinilah peran perantauan untuk berkiprah. 
DPP SAS sedang duduk:  Prim Haryadi (KPN Jaksel), H. Syamruci (Bendahara), Yarsid Effendi (Sekjend), Zakarsih Nurdin (Ketum ) 
          Saat ini pucuk organisasi DPP SAS di pimpin oleh seorang berprofesi notaris yang berkantor di jalan Mampang, Jakarta yakni bapak Drs.H.Zakarsyih Nurdin SH bersuku Limo Singkek jorong Silungkang. Masa jabatan yang diemban oleh beliau selama empat tahun dari 2013-2017. Selanjutnya didampingi oleh seorang Sekjend yakni Yarsid Effendi S.kom (mantan ketua umum DPP IPPSA th 2001) serta dibantu oleh tujuh orang ketua-ketua dan 23 orang pengurus lain nya. Didalam dewan kehormatan dan pembina juga terdapat nama-nama seperti H.Armon Syamsudin, DR.H.Happy Bone Zulkarnaen Msi, DR.H.Oesman Sapta Dt.Bandaro Sutan Nan Kayo, H. Irsyal Yunus MM.

          Kepengurusan DPP SAS juga dibantu oleh delapan Korwil, meliputi daerah pulau Sumatera, Jawa dan Bali. Untuk Korwil I (SumBar, Medan dan Aceh) dipimpin oleh Ir.H.Arsyad Nurdin, Korwil II (Riau dan Kepri) dipimpin oleh H.Rusman, Korwil III (Sumsel dan Jambi) dipimpin oleh Ir.H. Mulyadi Dt. Marah Bangso, Korwil IV (Prov Lampung) dipimpin oleh H.Muswir, Korwil V (DKI, Jabar dan Banten) dipimpin oleh DasrilMogek Sampono, Korwil VI (Jateng, Jogya, Jatim & Bali) di pimpin oleh HR Dt.Tanaro, Korwil VII (Prov Bengkulu) dipimpin oleh Edi Maison, Korwil VIII (khusus Luar Negeri) dipimpin oleh H.Nirwan Kamarudin.

          Begitu jauh dan luas nya daerah perantauan warga SAS, hingga perlu dibentuk delapan korwil. Adanya 84 cabang bukan sekedar tertulis diatas kertas namun itu adalah rangkuman hasil pelantikan yang sudah dilakukan DPP SAS kurun waktu 4 tahun yakni dari tahun 2010 sampai 2014. Cabang-cabang yang telah dilantik meliputi 9 provinsi di Sumatera dan 6 provinsi di pulau Jawa serta 1 pulau Bali, untuk Luar negeri cabang yang ada di Sydney, Melborne (Australia) dan Kuala Lumpur Malaysia.
Gedung DPP SAS Jl. Saharjo - Jakarta Selatan
          Kekompakan dan jalinan silaturahmi yang erat selalu dijaga oleh SAS, untuk itu perlu didirikan sebuah gedung serbaguna dimana cabang SAS berada. Saat ini organisasi SAS telah memiliki gedung DPP yang sangat bermanfaat untuk organisasi, disamping itu juga mendatang kan nilai ekonomis seperti penyewaan gedung perkantoran. Pembangunan gedung ini juga merupakan keikhlasan dari tiga donatur besar yang pendanaan nya di pinjam dari mereka, Alhamdulillah tak lama kemudian setelah tujuh tahun dapat dilunasi dari pemasukan sewa gedung tersebut. Gedung DPP SAS ini memiliki empat lantai, tetapi khusus untuk lantai paling atas yang hanya bisa dipakai untuk keperluan organisasi dan lainya
Masjid Gunung Merah, salah satu asset SAS yang berada dipusat kota Pekanbaru
          Bagi cabang-cabang SAS juga tidak ketinggalan untuk mendirikan gedung baru dari hasil sumbangan keroyokan para perantau daerah masing-masing. Saat ini mengutip perkataan dari salah satu ketua DPP SAS PM Dt.malin Panghulu, SAS telah memilki 36 rumah/gedung SAS tersebar di pulau Jawa dan Sumatera. Jika dihitung dari nilai NJOP tanah masing-masing daerah nilai nya ditaksir bernilai puluhan milyar, boleh tengok luas nya halaman masjid SAS Gunung merah Pekanbaru jika diukur ada seluas setengah lapangan bola atau coba kunjungi gedung yayasan Wisma Gunung merah Jogyakarta yang bisa dimuati 3x lapangan bulu tangkis, belum lagi gedung SAS Muara dua, Baturaja, Medan, Lampung, Bandung dijalan Batu Kencana, Menteng atau yang terbaru gedung SAS Pondok Labu dan banyak lain nya. 

          Namun ironis nya baru beberapa yang sudah dibalik nama atas nama organisasi SAS, saat ini banyak yayasan yang menaungi keberadaan gedung-gedung SAS tersebut karena dulu nya SAS belum terdaftar sebagai perkumpulan. Tugas maha berat bagi pengurus pusat yang akan datang untuk menjalani tertib organisasi nanti nya yakni menyatukan seluruh asset yang dikumpulkan perantau menjadi satu nama organisasi. Bukan itu saja SAS juga memiliki empat petak tanah perkuburan organisasi yang cukup memadai. Bahkan yang area kuburan SAS tertua terdapat di daerah air manih-Teluk Bayur Kota Padang, karena sudah penuh sekarang dipindahkan areal kuburan kedua khusus orang Sulit Air kedaerah Aie Dingin - Lubuk Minturun yang lebih luas lagi.

           Ada juga satu keunikan lain dari Organisasi SAS, yakni dari sini berasal nya kampung Mahyudin Datuk Sutan Maharaja alias Dt.Bangkik ini atau beliau disebut dulu sebagai bapak Jurnalistik Melayu pertama. Peran beliau tidak bisa diabaikan dalam memajukan peradaban & komunitas terbitnya nya bacaan2 bermutu pada waktu itu. Sebutlah salah satunya "Oetosan Melajoe" adalah hasil buah pikiran menghadapi agresi Penjajahan Belanda yang semena-mena. Disamping itu fikiran nya yang sangat terbuka dalam menghadapi konflik sosial dan kesenjangan, namun sangat menjunjung tinggi nilai adat Minangkabau. Itu juga yang mengilhami para orang tua dahulu ketika prasasti bertuliskan SAS 1912 (kuburan Dt. Bangkik & orang Sulit Air) ditemukan dipantai air manis Padang.  Dan menjadi sebuah nama yang familiar bagi orang awak & diresmikan perkumpulan SAS yang berdiri pada tahun1970 di Ciloto Jawa Barat

          Satu lagi yang tidak kalah unik nya, SAS juga memiliki organisasi underbow dalam artian sebagai divisi pemuda-pelajar dalam pengembangan daya fikir & pengabdian kepada nagari yakni IPPSA ( Ikatan Pemuda Pelajar Sulit Air). Ini hanya asumsi penulis dalam mengibaratkan SAS seperti Golkar atau Muhammadiyah yang banyak memiliki sayap organisasi untuk lebih maju. Karena secara administratif IPPSA lebih duluan ada (1951) dibandingkan SAS yang hadir 19 tahun kemudian.

Rapimnas di kampung halaman
  
          Dalam waktu dekat ini DPP SAS segera akan mensosialisasikan agenda pulang basamo tahun 2015. Perlu diketahui organisasi SAS tahun ini tidak mengadakan Musyawarah Besar (MUBES) dikampung halaman tetapi diganti dengan agenda Rapimnas dimana event nya selalu diadakan di tanah rantau. Organisasi SAS nanti nya juga tidak mengadakan pemilihan ketua umum nya, yang ada berupa pemaparan program akan datang dan hasil kerja masa lalu. InsyaAllah pulang basamo serta pemilihan ketua umum akan dilakukan pada tahun 2017 nanti.

          Jika melihat animo pulang basamo tahun 2013 yang lalu dimana jalan-jalan nagari dipadati oleh kendaraan orang rantau ditaksir ada 700 mobil pribadi dan 500 kendaraan roda dua dan lain nya. Tentu tahun ini diharapkan lebih ramai apalagi yang dari pulau Jawa harga sebuah tiket pesawat sudah jauh lebih mahal, maka kendaraan jalur darat lebih memungkinkan. Selanjutnya jika belum mendapati majalah  Suara SAS terbaru dan ingin melihat program SAS silahkan kunjungi websitenya www.Sulitairsepakat.com , bahkan kini majalah elektronik SAS juga bisa download untuk pribadi.
Program DPP SAS sekarang - membuat kartu anggota seluruh cabang SAS Indonesia
         Semoga kedepan nya SAS selalu memberikan konstribusi yang nyata baik dirantau maupun dikampung halaman. Andai jika ada program yang belum terlaksana, marilah kita semua usulkan dan kedepankan etika berkata dan bermusyawarah yang saling menjaga ikatan persaudaraan. Sesungguh nya para pengurus tersebut telah ditinggikan seranting dan didahulukan selangkah semua  tindak dan perbuatan juga tidak luput dari keterbatasan. Kelak harapan kita, SAS selalu rekat dihati dari perantau nagari Sulit Air dimana saja, Amin.

----- Sekian -----

Monday 9 February 2015

SAS Pekanbaru gelar sunatan massal


Apresiasi dan kebanggaan, pantas dan layak diberikan kepada DPC SAS  Pekanbaru yang menggelar sunatan massal dikampung halaman Sulit Air. Betapa tidak dengan jarak yang tidak dekat, kota Pekanbaru  ke Sulit Air ditempuh dengan waktu 9 jam perjalanan darat atau jarak dengan 350 km jauhnya, rombongan SAS Pekanbaru mau rela berkorban waktu, fikiran dan materi untuk segenap warga di kampung halaman.

Dalam agenda nya SAS Pekanbaru disamping melakukan kegiatan sunatan massal juga di adakan pemeriksaan kesehatan lansia khusus nya, serta sumbanga pembagian karpet sajadah untuk musholla di sekitar nagari. Acara ini dipusatkan di gedung serba guna balailamo Sulit Air yang menyatu dengan kantor Wali Nagari. Sunatan massal ini adalah kali kedua yang telah diselenggarakan oleh SAS Pekanbaru, dimana pada tahun 2013 acara nya juga ramai dan sukses  terencana dengan baik.
Tepat hari sabtu pada tanggal 27 Desember 2014 segenap panitia memiliki kesibukan yang luar biasa untuk melayani sebaik-baik nya acara ini. Tidak kurang enam orang perawat dan dua orang Dokter didatangkan dari provinsi Riau, bukan itu saja segenap bidan dan perawat serta Dokter dari Puskemas Sulit Air turut serta membantu proses sunatan massal ini. Didalam ruangan serbaguna ini lah ada 11 "meja operasi" standar  dipakai untuk menyunat 162 orang putra Sulit Air, bahkan anak-anak dari nagari Pasilihan, Bukik Kandung serta Tanjung Alai ikut serta juga merasakan tegang nya suasana meja operasi ini. 

Boleh dibilang ini adalah operasi sukses dan melebihi kuota, karena ditargetkan hanya 150 orang anak yang akan disunat nyatanya ada 162 orang yang ikut serta. Dengan banyak nya yang dikhitan, membuktikan masyakarakat yang berada di kampung sangat antusias dengan program ini. Inilah kepedulian warga SAS Pekanbaru terhadap saudara nya dikampung, terbukti dan nyata meringankan beban orang tua yang tidak mampu dalam hal ekonomi keluarga. 

Peserta bahkan mebludak, sampai keluar gedung Serbaguna
Banyak terimakasih untuk DPC SAS Pekanbaru dengan event ini segenap warga di Sulit Air sangat merasa terbantu sekali, bahkan untuk peserta nya disamping di khitan nya gratis, juga memeperoleh kain sarung, peci dan satu bungkus nasi. Mudah-mudahan jalinan tali kasih dan persaudaraan ini berkesinambungan hendak nya, serta juga bisa dicontoh oleh DPC SAS perantauan lainya.

Event ini tidak lepas dari daya juang dan pengorbanan para tokoh-tokoh SAS pekanbaru dan relawan IPPSA yang tidak diraguklan lagi semangat nya. Boleh jadi peran sang ketua DPC SAS Pekanbaru  yakni bapak Risman Amin Chan Dt. Permato Kayo sangat vital untuk program ini. Dengan biaya tidak sedikit dari para danatur kabarnya sampai 65 juta rupiah, sudah nyata  jelas dan dirasakan lansung manfaat nya untuk segenap warga dikampung halaman. Semoga mendapat amal kebaikan yang dihitung disis Nya nanti. Aamiin. 
Bapak Risman Amin Dt. Permato Kayo (ketua SAS Pekan baru - ikut hadir mendampingi)
Sumber: bapak Habibullah dan nagarisulitair.com

--- Sekian ---