Saturday 2 May 2015

Berburu babi olah raga urang minang

  
Berburu babi di kenagarian Sulit Air adalah bagian tidak terpisahkan bagi kaum laki-laki, bukan saja sekedar hoby namun sudah menjurus sebagai rutinitas. Tengoklah waktu di hari minggu, jalan raya dipagi hari hiruk pikuk dengan kumpulan para anjing yang siap menghibur tuan nya di pedalaman rimba nagari. Komunitas buru babi sudah lama cukup eksis berkoordinasi menentukan rute dan lokasi berburu dikampung, saat ini bapak Sutan Sahril menjadi ketua Porbi buru babi Sulit Air. Sekarang ini yang nama nya Babi atau urang dikampung menyebut Kondiek alias Ciliang adalah musuh bersama bagi warga, disamping itu memberi nilai plus juga bagi anjing yang jauh dan sanggup menaklukan serta merobohkan si babi.

Kebiasaan berburu babi di Minangkabau itu merupakan wujud gotong royong anak nagari untuk mengusir hama sekaligus ajang silaturahim. Babi hutan adalah salah satu hama yang sering mengganggu tanaman padi dan kebun masyarakat Sumatra Barat. Karena itu, kebiasaan berburu babi beramai-ramai merupakan cara yang tepat menguranginya selain itu dapat menghasilkan income juga dengan buas dan ganas nya seekor anjing yang dimiliki menghasilkan daya tawar cukup tinggi dijual lagi.

Bila di banyak tempat lain orang menggunakan senjata tajam atau senjata api, berburu babi di minang kabau atau Sumatera Barat hingga kini mengutamakan penggunaan tenaga anjing. Karena itu, di tiap nagari banyak yang memelihara hewan yang terkenal setia ini. Bahkan di daerah Batu Sangkar ada pelatihan anjing berburu untuk diadu nyali nantinya dengan anjing yang lain. Dimana anjing-anjing tersebut rata-rata sudah terlatih dan agresif bila diajak berburu.

Di kenagarian Sulit Air ada beberapa lokasi yang menjadi arena buru babi setidak nya ada 7 atau 8 lokasi. Bisa kita sebut di antaranya: rimbo Taram sampai ke Togak, rimbo Talago laweh, rimbo Guguok taroguang sampai ke Jaruang, rimbo perbatasan Lurah barasok (arah nagari Bukit kandung), rimbo Tanjuang dan Basuang, rimbo Guguok Jonggi, rimbo Sundak langik dan Rawang. Kembali kesepakatan dari organisasi Porbi Sulit Air daerah mana yang akan dilalui. Hari nya berburu di Sulit Air disamping hari minggu, pada rabu nya juga dilakukan meskipun skala nya lebih kecil.


Serdadu anti babi siap turun ke rimba dan hutan Nagari
Bagi yang hoby berburu para pecandu yang bukan saja berburu di nagarinya, tetapi juga sering ikut berburu di berbagai daerah. Bisa disebut, hobi berburu babi merupakan salah satu eksistensi diri bagi sebagian lelaki di Minangkabau. Penulis dulu sempat merasakan baburu "Alek" dibawa oleh mamak jauh kepedalaman kabupaten Sijunjung sana, ternyata baburu Alek jauh lebih rame dan bersifat massal berupa kumpulan anjing-anjing super & mematikan sekitar Sumatera Barat.

Tidak itu saja bobot kelas ukuran babi pun juga naik tingkat, kalau untuk sekelas nagari anak babi atau yang dewasa sudah lumrah dapat. Tetapi yang nama nya babi sebesar anak kerbau dan berbulu putih dikeroyok oleh 300 ekor anjing ternyata benar ada nya. Bahkan dibutuhkan tombak dan senapan angin untuk membunuhnya.
Contoh : Berburu Olek di kabupaten Sawah Lunto
Sebelum berburu babi, secara umum si muncak buru (ketua berburu) di nagari akan melapor dan minta izin pada ninik mamak atau pemangku adat setempat. Ninik mamak yang menentukan, bagian hutan mana yang boleh digunakan untuk ajang berburu atau ada kejadian hama babi yang luar biasa tidak mengapa untuk diprioritaskan kepada satu lokasinya. Meski olah raga berburu babi banyak manfaat, tapi harus selalu ingat agar pelaksanaan buru babi tetap tak lepas dari aturan adat dan syara’ yang menjadi filosofi orang Minangkabau, minimal harus mengikuti aturan setiap nagari yang hendak jadi lokasi berburu.

Selain berkaitan dengan hobi dan silaturahim, olah raga buru babi juga sudah berkembang menjadi bagian dari pariwisata yang layak untuk di kembangkan. Betapa tidak, yang nama nya "Koran" wajib dikunjungi untuk melepas lelah dan mengisi perut anjing beserta tuan nya. Di Koran ini lah bisa jadi diplanning kembali rute-rute berburu babi yang akan dilanjutkan. Lokasi koran biasa nya berada dipertengahan waktu berburu atau dipinggir jalan setapak. Pada jam 11 siang lokasi koran sudah ramai dikunjungi baik para peburu babi maupun sekedar pelancong yang menghabiskan hari nya berolahraga. Berburu babi juga bisa menaikan harga anjing sampai puluhan juta rupiah, disamping itu menggairahkan suasana nagari.       

Selamat berburu...
Luas nagari Sulit Air sebagai arena berburu butuh kerjasama dengan semua pihak termasuk seekor anjing


--- Sekian ---

4 comments:

  1. Berburu babi disamping aflikasi hoby juga merupakan simbul budaya dan etika masarakat Minang itu sendiri, alasanya disaat perburuan digelar ada beberapa norma dari seorang pemburu yg musti dan harus dijunjungnya seperti disaat hendak melepas anjing terlebih dahulu kita lihat kiri kanan depan dan belakang, ada tidak org yg lebih tua dari kita lalu ada tidak kemampuan anjing orang disekitar itu yg leih unggul dari kemampuan anjing milik kita, sebab sipemburu memahami kemampuan jauh dekatnya kejaran panenenya itu. kalau nekat dan biasanya kita akan mengalami kemaluan dan dipermalukan oleh suasana yang terjadi.

    ReplyDelete
  2. hayyyooo ...
    bakaja bakaja lai ooii ...

    ReplyDelete
  3. Horiek lah ka gunung papan yuong

    ReplyDelete
  4. Alah taragak bana kamamatiak ajiang..

    ReplyDelete