Monday 29 August 2016

Semen Padang Yang Jago Kandang

Diantara 18 tim ISC yang yang bertanding untuk musim 2016-2017 ini, SemenPadang FC boleh berbangga diri menjadi satu-satu nya tim yang belum terkalahkan di stadion H.Agus Salim - kota Padang. Siasat tripoin yang diraih tidaklah lepas dari strategi dan motivasi berlipat dari punggawa Hengki Ardiles dkk. Kemampuan dalam mendrible bola, mengkonversi menjadi gol dari para striker Semen Padang di basecamp nya sendiri patut di acungi jempol. Bahkan Marcel Sacramento striker asal Brazil sementara menjadi topskorer urutan 2 dengan 11 gol, 10 diantaranya terjadi di stadion H.Agus Salim. 

Dengan kemampuan ini, dilihat secara peringkat klasemen yang telah berjalan setengah kompetisi menempati peringkat 6 tidaklah mengecewakan. Karena terbatas nya kemampuan fiskal dari sponsor serta belum padunya tim dilapangan, berbekal semangat juanglah akhirnya kemenangan dikandang bisa diraih dengan sempurna. Melihat 5 tim yang ada diatas peringkat Semen Padang saat ini, nyaris semua tim bisa dikalahkan kecuali tim Arema karena waktu itu Semen Padang bermain di Kanjuruhan - Malang. Boleh lihat ganas nya tim Urang Awak ini ketika tim bertabur bintang  Persib yang habis menghajar Peripura 2-0 di Papua sana, seminggu kemudian Persib menanggung malu dicukur 4-0 oleh Semen Padang. Tak pelak lagi, orang orang menjuluki sebagai tim yang jago kandang terlepas dari makna negatif nya yang pasti setiap tim yang bertandang ke Agus Salim benar-benar extra waspada.
Spanduk ini sempat menutupi tribun, namun terpaksa dicopot kembali oleh aparat demi tercipta nya suasana kondusif
Jikalau berkaca kepada hasil keseluruhan tidak pernah menang dikandang lawan, seperti nya perlu evaluasi mental dari semangat juang Semen Padang ini. Bagaimana jeblok nya cara bertahan serta tidak memiliki hasrat untuk menang, ditambah dengan formasi tim saat main tandang sudah menelan 6 kekalahan dan hanya 3 hasil imbang yang diraih. Begitupun dari pelatih Uda Nil yang banyak mengucap rasa syukur kalau tim nya cukup meraih hasil kaca mata. Seandainya sedikit mengubah format kandang yang baku dipakai 4-4-2 ada kalanya meniru metode main pelatih kawakan Suhatman Imam yang menggunakan 4-5-1 menumpuk gelandang ditengah, setidak nya tidak menelan banyak kekalahan. 

Menatap paroh kompetisi kedua, boleh jadi berharap banyak ada perubahan dalam memperbaiki kekuatan antar lini. Mengganti pemain asing juga bisa salah satu solusi, dipulangkannya nya Mekan Nasyirov tidaklah mengurangi daya gedor Semen Padang. Namun sedikit disayangkan Edwar Wilson Junior striker yang terbukti memberi prestasi nyata, telah di ambil oleh tim Persipura bermain di putaran kedua nanti. Menambah pemain asing boleh saja, tapi melejitkan kemampuan potensi tim U-21 tidak boleh diabaikan banyak dari mereka tidak terpakai justru dari tim luar yang berhasrat.

Tidak apa-apalah disebut jago kandang, akan tetapi ketika tim yang berdiri 30 november 1980 ini bisa menkonversi kemenangan demi kemenangan di markas tim lawan bukan tidak mungkin peringkat pertama bisa digengggam diakhir musim nanti. Berharap pula kekompakan dari tiga supoter Kabau Sirah yakni Spartacks, Kmers dan UWS (Ultras West Sumatra) bersaing positif dalam memberi semangat yang tiada lelah kedepan nya. Sedapat mungkin tiga pendukung ini berbaur berdampingan, jangan sampai merusak nama orang Minang bahkan menganggu jam pertandingan, serta menghindari kata-kata berbau rasis juga dihentikan. InsyaAllah dengan keyakinan dan dukungan yang luar biasa, dari para supoter dimanapun seluruh Nusantara, kemenangan 3 poin adalah hasil terbaik yang diharapkan.
Pertandingan pertama putaran ke-dua yang akan dilansungklan nanti

--- Sekian ---

Thursday 18 August 2016

Kuliner Minang khas Sulit Air

Semua masakan minang, kita setuju rata-rata dicicipi enak dilidah & menggiurkan dipandang. Itu semua adalah kuasa tangan-tangan terampil para bundo kandung serta ninik mamak dulu nya. Sampai saat ini, hidangan masakan minang menjadi satu keharusan kalau tidak dibilang menu pokok yang digilai masyarakat nusantara dari Aceh sampai Papua. Penolakan yang sedikit tidak disukai orang-orang, mungkin hanya rasa pedas nya yang kadang membuat mata, wajah serta kuping kemerahan. Namun saat ini, masakan padang sudah menyesuaikan diri, dimana tempat nya berada ibarat pepatah minang "Dimana langit dijunjung disitu bumi dipijak".

Setiap daerah pasti ada unik sendiri, yang mana menu hidangan dan buah tangan manisan yang tidak dimiliki atau jarang dimasak oleh nagari-nagari lain nya berbeda dengan nagari tetangga. Begitu pula nagari Sulit Air, mungkin identitas sebagai kampung perantau terbesar SAS & sebagian sudah tentu orang lumrah mengetahui disini terletak gunung "pusaka" merah putih tiada dua nya di dunia. Namun untuk masakan yang memanjakan lidah ada beberapa yang sudah familiar dicoba, namun ada beberapa yang justru hanya orang Sulit Air cuma bisa menyajikan nya dimeja makan. Di ranah rantau terbesar masyarakat Sulit Air, seperti di Pekanbaru atau di Jakarta ada satu dua yang menyajikan lansung hidangan khas Sulit Air. 

Berikut masakan tarasa dilidah yang sering dibikin oleh emak-emak dari nagari ini :

  • Sate Sulit Air. Dibeberapa daerah di Sumatera, hidangan Sate khas Sulit Air sudah banyak yang menjual nya. Sedikit khas warna sate nya berbeda dari masakan kuah orang Pariaman bikin yang warna agak kecoklatan, kalau sate Sulit Air hampir mirip dngan sate Padang Panjang yang terkenal itu. Rempah rempah mungkin hampir sama dengan kebanyakan orang minang lain nya, namun cukup rasa kunyit kuning lebih cerah dipandang. Cukup Banyak yang jual sate khusus di nagari Sulit Air, seperti sate Gando, Sate Guguk Rayo, Sate Koto Tuo, Sate Titi, Sate Balai ( hanya tersedia dihari jumat) dan banyak tempat lain nya.
  • Gulai Ayam Panyikek. Maknyussh, ini adalah menu yang sering kali didapat jika ada acara-acara baralek di di kampung halaman. Jika ingin prakteknya, resepnya tidak sulit - lansung seperti biasa memasak gulai ayam yang dibaur dengan daun singkong (pucuk ubi) dan rasa pedas yang kuat sudah cukup membuat lidah yang mencoba bergetar. Ingat, akan lebih nikmat jika ayam yang disajikan adalah ayam kampung, akan berkurang rasanya jika yang dipotong ayam ras kota. Santan kelapa yang dipilih juga harus berminyak (tua), rempah pemasak tentu buatan Sulit Air juga, pernah dicoba dengan rempah buatan luar rasanya kurang menggigit dilidah.
  • Gulai Bantai-Kemumu. Menyebut nama nya saja, sedikit mengerikan padahal hanya paduan daging sapi dan kemumu. Tapi percayalah, jika sudah sampai di lidah, hidangan gulai ini mampu menutupi rasa lapar dunsanak seharian. Asli, bukan lebay lho...Nama "bantai" ini mungkin adalah kebiasaan dikampung, dimana para pembeli jika melewati jembatan sudah lebih dulu melihat pemotongan daging sapi di bawah arah ke mudiknya. Dari jawi potong tersebut akan lebih nikmat diambil untuk dimasak hanya tulang campur daging ditambah daging lanmur nya. Untuk mengurangi kolesterol, santan nya cukup sedikit dituangkan. Sesudah itu rempah dan rebusan daging disangai cukup 10 menit agar rasa harum nya keluar. Di penghujung masakan ini, baru dimasukan batang kemumu yang nanti memecah rasa  daging tidak terlalu kuat. Rumah makan Padang Sederhana memiliki menu favorit nya gulai gajeboh, Tunjang dan kaleo, orang Sulit Air cukup diwakili oleh gulai ini saja.
  • Gulai Ayam Itam Galundi. Sssth... jangan terpengaruh oleh warna nya dulu ya, rasakan dulu di lidah. Untuk satu ini, rasanya ini merupakan menu hidangan favorit (USA) Urang Sulit Air Asli. Jangan bilang pernah menjadi keturunan Sulit Air, jikalau belum sempat mencicipi rempah khas galundi ini. Masak kalah sama dengan bapak Din yamsudin (mantan PP Muhammaiyah), Mahfud Md (mantan Ketua MK), Ustad Abdullah Zukri (pimpinan Gontor), Gamawan Fauzi (mantan mendagri) beliau semua pernah merasakan semua nya. Ada satu rempah yang tidak dimiliki nagari lain nya, yakni bubuk galundi. Jika ingin mendapatkan nya tentu pesan kekampung halaman, namun untuk yang tinggal di kota Jakarta datang saja ke masjid Sunda kelapa daerah Menteng, disana tersedia dijual per onz/satu kali masak. Untuk cara masaknya nya, lebih baik tanya langsung ke emak-emak nya yak...
  • Sambal Lado Putik Macang. Kalau ada yang kurang  menyukai menu kuah gulai, coba dulu sambal lado ini. Level nya menurut survey 40 tahun yang lalu, rasanya sedikit diatas sambal lado pete dan sambal lado jengkol bin jengki. Dengan rasanya sedikit kecut dilumuri dengan minyak kelapa (tanak awak) buatan rumah, rumah makan manapun tak kan bisa menyamai nya. Mendapatkan buah putik macang ini bukan perkara gampang, tunggu dulu musim bersemi  dan jatuh ketanah baru bisa didapat. Semua buah dan daun jika diracik, pasti sesuai dngan lidah, apalagi tinggal makan nya saja. Betuulll...
Sebenarnya banyak lagi masakan favorit yang sangat disukai dan langka dari nagari ini, namun cukup ini saja dahulu ditampilkan. Andai ini saja yang disajikan sebagai menu  mingguan, makan nya serasa dikampung kito apalagi di iringi dengan kerupuk jangek (kulit) dan dimakan saat hangat hangat nya. yang masih penasaran, monggo dipraktekan dirumah dulu ya.... 

--- sekian ---

Thursday 4 August 2016

Korwil SAS V - DKI - JABAR & Banten adakan Silaturrahim Akbar

Tidak kurang 10 hari kedepan warga SAS Jobodetabek meliputi 18 cabang SAS yang ada di Korwil V akan menyeleggarakan halal bi halal berlokasi di komplek Pertamina - Simprug Jakarta Selatan. Lokasi ini sudah menjadi langganan acara SAS korwil V sebelum nya. Walau agak terlambat, makna yang dikandung dalam ikatan silaturrahim dapat terjaga selalu. Persiapan dari silaturrahim akbar sudah disiapkan jauh-jauh hari, saat ini ketua panitia dipimpin oleh srikandi IPPSA yang aktif tahun 80an yakni ibu Hj Rosi Yulita Rusli. Keberadaan beliau tidak sendiri, banyak kawan-kawan aktivis yang mau totalitas memberikan sesuatu yang terbaik untuk satu kesatuan organisasi ini. Apalagi hidup ditanah perantauan, semua keterbatasn saling melengkapi dengan kemampuan masing masing individu yang mau kerja bhakti.

Melihat manual acara,  mungkin sama seperti tahun tahun sebelum nya namun ada beberapa konsep yang diusung lebih menarik. Dikarenakan persiapan jauh hari kenyamanan dan rasa kebersamaan lebih didahulukan, efektifitas acara juga dimaksimalkan. Diantaranya yang sedikit berbeda, dengan membawa tema silaturrahim pesan-pesan tausyiah disampaikan pula lebih jelas. Dimana diberikan waktu khusus untuk ustad H. Ed Fauzan dari SAS Pekanbaru menyampaikan makna  kebersamaan itu sendiri. Uni Lid biasa ketua penitia dipanggil, dengan idenya juga memberikan wahana latar panggung lebih Islami enak dipandang, bahkan kalau memungkin kan juga dipasang dua tivi layar besar untuk bisa disaksikan bersama. Pentas itu nanti nya akan dikerjakan oleh para santriwan Gontor, sebagaimana tampilan indah pernah di perlihatkan di lapangan Koto tuo Sulit Air beberapa waktu yang lalu.
Nah peran muda mudi anak nagari juga tidak ketinggalan, dengan tampilan aktraksi dari cabang cabang IPPSA akan mengisi acara ini ditambah dengan undangan artis minang yang sedang naik daun atau sudah malang melintang saat ini. Kita sebut saja uda Lepay cs, uni Yen Rustam urang Kubang Duo, atau uda Carlose Romie yang sudah lounching album Suliek Aie serta yang lain nya. Tokoh tokoh SAS dari Bandung, Lampung, Palembang, Pekanbaru dan Jogyakarta, Padang serta Sulit Air dll juga tak luput ikut diundang.

Ketika keberadaan dan keramaian dari warga SAS yang akan hadir itu perlu dijaga, panitia dengan segala kemampuan juga akan berusaha untuk memberikan tenaga baru yakni santapan siang makan gulai jawi basamo. Ini menjawab ke khawatiran dari para tamu undangan, yakni setiap yang datang dimuliakan sebaik mungkin karena khusus alek silaturrahim kali ini akan tersedia 2500 nasi & gulai ompuok. Namun sebelum itu diharapkan setiap warga hendak nya untuk mendapatkan tersebut harus menerima kupon dahulu yang telah dibagikan panitia di pintu masuk nanti. Acara sudah dimulai pada pagi hari, siapa yang lebih awal datang mungkin masih tersedia kupon makan siang maka dari itu yang datang lebih duluan lebih baik. Itu info terbaru yang diterima dari ketua panitia, selain dapat hiburan dan bertemu dunsanak juga mendapatkan makan siang basamo diacara kita bersama.

Beralih ke wahana panggung silaturrahim, ketua panitia yang saat ini menjadi bagian pengelola (tour leader) yayasan Haji Arminareka  akan menjadi kata sambutan pertama nanti nya. Seterusnya DPP SAS tampil ketua umum bapak Zakarsyih Nurdin juga memberikan pesan dan kesan terhadap kemajuan organisasi SAS kedepan. Dimana tahun 2017 adalah akhir masa masa beliau memimpin yang sudah dua periode. Estafet kepemimpinan ketua umum DPP SAS akan berganti atau tetap tergantung suara dari 94 cabang SAS yang tersebar diseluruh pelosok Indonesia. Selain itu bapak H. Syamsurizal sebagai ketua Korwil V DKI, Jabar & Banten juga memberikan arah dan petunjuk keberadaan cabang SAS di Jabodetabek ini. 

Tak lupa kehadiran ibu wali nagari Hj. Alex Suryani akan menyuarakan kesatuan dan kebersamaan serta info-info kemajuan dan kekurangan nagari Sulit Air saat ini. Makna pertemuan dan silaturrahim ini semoga bisa menjawab keberadaan dari organisasi SAS ini sesungguhanya, dimana tabiat urang Sulit Air ini sangat suko barami-rami bakumpuo basamo digalanggang yang penting basuo dan menghasilkan kebaikan terhadap pribadi dan kampung halaman. Semoga 46 tahun kehadiran SAS membawa aura persatuan untuk nagari baik dirantau atau diranah Minang.

Acara akan dilaksanakan pada tanggal 14 agustus dimulai tepat jam 09.00 pagi, jika ingin santapan minang tidak usah risau di sekeliling arena nanti akan tersedia kuliner-kuliner ala kampung halaman tersedia lengkap seperti sate titi, gulai itam galundi dll. Silaturrahim akbar nanti setelah acara resmi selesai juga akan disuguhi permainan KIM gratis, yang hadiah nya diberikan sponsor-sponsor dermawan yang tak mau disebut nama nya. Selain door prize kipas angin, televisi, rice cooker, kulkas, mesin cuci, televisi, sepeda,  juga ada hadiah utama yakni satu unit sepeda motor akan dibawa pulang sore itu juga.

Begitu banyak acara yang disuguhkan dari pagi sampai sore adalah buah karya kebersamaan dan sumbangsih nyata dalam bentuk benda, materi , tenaga dan fikiran. Acara ini dari kita untuk kita semua, semoga dengan ada nya silaturrahim ini akan menambah keterikatan insan sa-nagari, saling memberi kontribusi jangan sampai minus partisipasi, setidak nya unjuk diri dalam arena nanti adalah wujud peduli bagian dari nagari ini. Wassalam.

--- Sekian ---

Wednesday 3 August 2016

SAS sudah berusia 104 tahun (kisah kelima - Habis)

DPP SAS adakan dialog nagari beberapa waktu lalu
CABANG-CABANG dan KETUM DPP SAS :

1. Dalam Konperensi SAS III di Sulit Air pada tahun 1973, dilaporkan dibentuknya cabang-cabang SAS baru di Lubuk Pakam (Sumut), Duri (Riau), Tanjung Pinang (Riau), Tanjung Balai Karimun (Riau), Lubuk Jambi (Riau), Padang Panjang (Sumbar), Singapura-Kuala Lumpur, Pusaran (Lampung), Waratai (Lampung), Perdasuka (Lampung), hingga menjadi 41 cabang SAS. Sekarang sudah ada 94 cabang SAS.
2. Yang pernah menjadi Ketua Umum DPP SAS sejak Konperensi SAS I di Ciloto tahun 1970 tsb adalah sebagai berikut:
  1.  Syamsulbahri Nur, 1970 – 1972
  2.  Rozali Usman (Bandung), 1972 – 1975 (dua periode)
  3.  Fakhruddin Panuh (Padang), 1975 – 1977
  4.  Amir Shambazy, November 1977 s/d November 1978
  5.  Rusdy Agus, November 1978 s/d September 1979
  6.  Armon Syam, 1979 s/d 1981
  7.  Rozali Usman, 1981 s/d 1984 
  8.  Nur Aksar, 1984 s/d 1986
  9.  Rainal Rais, 1986 s/d 1997 (5 periode)
  10.  Zulferfin Zubir, 1997 s/d 2010 (6 periode)
  11.  Zarkasyi Nurdin, 2010 s/d 2017 (2 periode)
Berdasarkan daftar tsb, sudah 10 orang semuanya yang pernah menjadi Ketum DPP SAS, Rozali Usman disebut dua kali karena tiga kali menjadi Ketum tapi tahunnya tidak berurutan. Ke- 10 Ketum tsb sudah haji; 5 orang dari persukuan Limo Panjang, 4 orang dari Limo Singkek dari seorang dari Simabur. Yang paling lama jadi Ketum DPP SAS adalah Zulherfin Zubir (13 tahun), menyusul Rainal Rais (12 tahun) dan yang ketiga Zarkasyi Nurdin pada tahun 2017 yad (Insya-Allah). 

Dalam daftar tsb, Rozali Usman juga 6 tahun, tapi dia non aktif sekitar setahun (1974 – 1975), jadi bersihnya 5 tahun. Yang paling singkat adalah Rusdy Agus, tak sampai setahun jadi Ketum DPP SAS. Rekor Zulherfin Zubir dan Rainal Rais sudah sulit dipecahkan, karena dalam AD-ART SAS yang baru ditentukan bahwa Ketum DPP SAS dipilih paling lama hanya untuk dua periode.
3. Ada keraguan bahwa Amir Shambazy dan Rusdy Agus pernah jadi Ketum DPP SAS, hingga foto keduanya tidak nampak digantungkan di Ruang Rapat Gedung DPP SAS, Jakarta. Diakui bahwa keduanya menjadi Ketum DPP SAS, pada saat terjadi krisis kepemimpinan yang parah antara tahun 1974 s/d 1979. Berkaitan dengan itu, dapat saya jelaskan secara kronologis berikut:
a. Tahun 1974, Rozali Usman menyatakan non aktif sebagai Ketum DPP SAS, akibat konflik internal di DPP SAS, sehubungan adanya beda pendapat tentang pembangunan Mesjid Raya Sulit Air yang disponsori oleh DPP SAS. Ini memerlukan uraian panjang-lebar untuk menjelaskan kronologis kejadiannya. Beda pendapat antara pemimpin yang berlanjut pada pertentangan, seperti telah diutarakan, sering berulang kali terjadi dalam sejarah kemasyarakatan Sulit Air. 

Ini noda-noda kelam sejarah yang sangat disesalkan, yang menyebabkan banyak orang trauma untuk ditunjuk menjadi pemimpin SAS. Akibatnya, Musyawarah Keluarga SAS IV tahun 1975 di Sulit Air, berlangsung sepi tidak mencapai quorum. Demi menyelamatkan institusi DPP SAS, Fakhruddin Panuh dari Padang dengan kebesaran jiwa dan tanggungjawab bersedia ditetapkan dalam Mukel SAS- IV sebagai Ketum DPP SAS periode 1975 - 1977;
b. Pada Mukel SAS- V di Sulit Air pada tahun 1977, situasi dan kondisinya pun begitu, malah sama sekali tidak ada seorang tokohpun yang bersedia ditunjuk sebagai Ketum DPP SAS. Dalam sidang Mukel SAS ke- V pada tgl 13 September 1977, dipimpin oleh Musfardi SH dari Pekan Baru dan Drs. Nasrul Kahardari Padang, yang dapat diputuskan hanya membentuk Tim Formatur Pembentukan DPP SAS 1977-1979, terdiri dari: HM Joesoef Ahmad, Mukhlis Listo, NS Dt. P. Kayo, Rizal St Dewanis dan Nabasri. Tim Formatur diberi waktu sampai tgl 14 November 1977 untuk menetapkan DPP SAS yang baru dan untuk menghindari kevakuman, sebelum DPP SAS terbentuk, Tim Formatur melakukan hak dan kewajiban sebagai “care taker” DPP SAS. 

Hanya dengan susah payah, pada masa-masa kritis itu, atas desakan Tim, Amir Shambazy bersedia menjadi Ketum DPP SAS 1977 – 1979 didampingi Rusdy Agus (ketua I), Mustafa Kemal (ketua II), Mayor Drs Djadris Djadibs (ketua III) dan Irsal Yunus (ketua IV), Mukhlis Listo (sekum), Drs. Syahril (sekretaris I), Yose Rizal (sekretaris II), Rizal St Dewanis (bendahara I), Ali Amran (bendahara II) ditambah para anggota dan dewan penasehat.
c. Kegiatan-kegiatan Ketum DPP SAS Amir Shambazy yang dapat saya catat antara lain:
1) DPP SAS membantu korban banjir di Solo;
2) Ketum DPP SAS Amir Shambazy memberikan sambutan pada buku kecil “Peringatan Setengah Abad PSA, 1925 – 1968) tanggal 20 Juli 1978;
3) Tanggal 31 Juli 1978, Ketum DPP SAS Amir Shambazy tampil dalam “Sandiwara Setengah Abad PSA” bersama rekan-rekannya Kaharuddin Saleh Bujang Sati, Jamaluddin Tambam, Yunus Taher dan Hasan Basri Taher, bertempat di Aula Poldam, Jalan Prapatan No 12, Jakarta Pusat;
4) Merestui dan membantu Reuni Senioren-senioren IPPSA dan Pembentukan Keluarga Alumni IPPSA (KA-IPPSA) tgl 8 Oktober 1978 di Hotel “Sahid Jaya” Jakarta. KA-IPPSA ini diketuai oleh Rainal Rais dan Sekjen-nya Yan Alwie.
d. November 1978, Amir Shambazy mengundurkan diri sebagai Ketum DPP SAS dan menyerahkan jabatan tsb kepada Ketua I Rusdy Agus. Dan aktivitas Rusdy Agus yang dapat saya catat sebagai pejabat Ketum DPP SAS, antara lain adalah:
1) Tgl 6 April 1979, dengan mengambil tempat di Jalan Mendawai I/41, Ketum Umum DPP SAS Rusdy Agus, didampingi Ketua I Syamsubahar Maarif, Ketua I A. Karim Saleh dan Sekjen Mukhlis Listo mengadakan kesepakatan bersama dengan Ketua Presidium KA-IPPSA Rainal Rais, didampingi Yan Alwie, Rijal Mandah Ali, Syahruddin Kasim, Bahrul Bahrony, Nazaruddin Nurdin, Ridwan Nurdin, Armon Syam dan Hisbullah J.A. Kesepakatan bersama itu menunjuk KA-IPPSA untuk menunjuk KA-IPPSA sebagai Panitya Penyelenggara Mukel SAS ke- VI pada bulan Agustus 1979 di Sulit Air. Disepati untuk menunjuk Armon Syam (yang juga Ketua SAS Petamburan dan Ketua DPD SAS DKI Jaya) sebagai Ketua Panitya Penyelenggara Mukel SAS ke- VI tsb;
2) Namun dalam surat DPP SAS No. 011/SK.IV/DPP-SAS/79, atas permintaan KA-IPPSA, ditetapkan Ketua Panitya-nya Letkol TNI-AU Ir. Syahruddin Kasim dan Ketua I-nya Mayor Inf. Armon Syam. Di balik atau latar belakang keputusan tsb, rupanya Syahruddin Kasim hendak diorbitkan menjadi Ketum DPP SAS. Namun sayang keluarganya kurang mendukung, hingga akhirnya yang terpilih sebagai Ketum DPP SAS 1979 – 1981 adalah Mayor TNI-AD Armon Syam. Jadi pada saat-saat yang gawat perwira menengah kita, mengambil alih kepemimpinan SAS!
3) Pada Mukel SAS VI bulan Agustus 1979 di Sulit Air, Ketum DPP SAS Rusdy Agus memberikan Laporan Pertanggungjawaban DPP SAS 1977-1979. Dapat saya tambahkan selama periode 1977-1979, DPP SAS juga ada menerbitkan majalah “Suara SAS”.
Photo para ketua umum yang ada di gedung DPP SAS coba didokumentasikan oleh panitia Silaturrahim Akbar korwil V DKI JABAR

4. P E N U T U P
a. Dari alur sejarah, prolog dan lahirnya SAS sebagai organisasi pemersatu bagi segenap warga perantauan Sulit Air sejak tahun 1962 dapat kita lihat betapa besarnya peranan yang telah dimainkan oleh IPPSA. Awal dari kebangkitan tsb adalah Konperensi IPPSA ke- V tahun 1962 di Yogyakarta yang meriah dan sukses. Konperensi tsb melahirkan jargon dan semangat “Sulit Air Jaya”, yang kemudian dijadikan motto majalah “Tunas Muda” dan “Konstitusi SAS 1970” (AD SAS pasal III) yang menyebutkan bahwa tujuan berdirinya SAS adalah untuk mencapai masyarakat Sulit Air dengan cara keluargaan. 

Semangat “Sulit Air Jaya” yang digelorakan oleh Konperensi IPPSA V, menginspirasi Ketua Umum DPP IPPSA Rozali Usman untuk menyatukan segenap warga Sulit Air dalam suatu organisasi tunggal berpusat di Bandung, dengan nama “Persatuan Perantau Sulit Air” (PPSA), namun macet di dalam perjalanan sejarah. Konperensi IPPSA Yogya pula dengan semangat “Sulit Air Jaya”-nya yang mendorong berdirinya JAPSA pada tahun 1963 di Jakarta dan disusul dengan berdirinya belasan perkumpulan di Yogya dan majalah-majalah khas Sulit Air serta terjadinya perpecahan besar dalam kepemimpinan Sulit Air. 

Namun kemudian DPP IPPSA Zulfikar JoesoefAhmad pada tahun 1964 mencetuskan kebulatan tekad IPPSA, berikhtiar mendamaikan kembali pemimpin-pemimpin Sulit Air, yang berujung dengan terbentuknya SAS Jakarta pada tahun 1965 dan lahirnya DPP SAS dan AD-ART SAS pada Konperensi SAS Ciloto tahun 1970, yang dibebani oleh senioren-senioren IPPSA. 

Perpecahan dan merosotnya aktivitas SAS antara tahun 1974 s/d 1979 kita lihat antara lain juga teselamatkan oleh para alumnus IPPSA melalui KA-IPPSA, yang kemudian mengambil alih kepanitiaan Mukel SAS VI tahun 1979 di Sulit Air. Kepemipinan SAS sekarang, baik di Pusat maupun Cabang, pada umumnya adalah mantan aktifist IPPSA. Kiranya angkutan muda Sulit Air sekarang dapat mengambil pelajaran dan kearifan dari sejarah masa lalu ini, agar mereka pun aktif sebagai kader-kader IPPSA untuk pada gilirannya nanti dapat menerima dengan mantap tongkat estafet kepemimpinan Sulit Air masa datang.

b. Untuk mengenang dan memperingati 104 Tahun Lahirnya SAS dan 46 Tahun DPP SAS dan Konstitusi SAS, ada baiknya kita renungkan dan resapkan kembali Proklamasi atau Deklarasi SAS, melalui Mukaddimah SAS, yang dicetuskan di Ciloto Puncak, tanggal 5 Juli 1970, yang selengkapnya berbunyi sebagai berikut:
Bismillaahir Rahmaanir Rahiim
Kami menyadari sepenuhnya, bahwa Sulit Air dengan luas daerahnya yang meliputi delapan puluh kilometer persegi; dengan puluhan warganya yang rata-rata memiliki inteligensia yang baik; dengan gunung-gunung, hutan rimba, lembah serta sungainya yang kaya; adalah merupakan karunia yang tidak terhingga besarnya bagi segenap warga Sulit Air.
Kami menyadari sepenuhnya, bahwa warga Sulit Air itu merupakan suatu keluarga besar bagaikan pohon beringin; akarnya seluk-berseluk, pucuknya hempas-menghempas; seikat bak sirih, serumpun bak serai; sehina dan semalu.
Kami menyadari sepenuhnya, bahwa warga Sulit Air itu sebagai bagian dari masyarakat Minangkabau, sangat menghormati adat istiadatnya dan kokoh kuat memeluk agama Islam.
Kami menyadari sepenuhnya, bahwa sebagian besar warga perantauan Sulit Air itu hidup di tanah perantauan pada berbagai lapangan kehidupan, namun tetap mencintai masyarakat dan tanah asalnya, sebagai manifestasi kecintaan terhadap bangsa dan tanah airnya Indonesia.
Kami menginsyafi, bahwa hidup dalam suatu ikatan organisasi adalah cara terbaik bagi segenap warga Sulit Air untuk memupuk dan mengembangkan segala sifat yang baik itu dalam usahanya menuju suatu masyarakat Sulit Air yang jaya.
Maka berdasarkan hal-hal itu, dengan rahmat dan hidayat dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala, kami bentuklah suatu organisasi sosial yang kami beri nama - Sulit Air Sepakat (SAS).
Ciloto Puncak, 5 Juli 1970.



  • Catatan kecil :  Bapak Hamdullah bersuku Simabur Bodi adalah sedikit dari sejarahwan & pelaku sejarah organisasi SAS dan IPPSA yang masih hidup. Beliau saksi ketika awal berdiri IPPSA dan peralihan menjadi SAS, bapak ini merupakan salah satu putra dari (Alm) H. Buya Salim Amani adalah ustad yang sering mengisi ceramah pengajan di nagari Sulit Air dulu nya. Di usia yang hampir 74 tahun (1942), karya tulisan beliau masih menghiasi jagad dunia maya. Sebelum nya juga pernah menjadi pemred majalah Tunas Muda IPPSA th 1952 dan mengisi topik berita di Suara SAS sampai saat ini. 
  • Berkat beliau lah sedikit demi sedikit kami coba rangkai lintasan sejarah nagari ini baik diperantauan maupun kejadian dikampung halaman. Pidato Soekarno menjadi rujukan kita - JAS MERAH - jangan sekali kali melupakan sejarah, dimana asal nenek moyang kita mengabdi dan tau jatidiri.
Sumber : Drs. H. Hamdullah Salim 

--- Sekian ---