Thursday, 9 July 2015

Destinasi wisata nagari

     
          Siapa bilang objek wisata di nagari Sulit Air tidak ada yg menarik selain Gunung merah - putih alias gunung papan ? Rasanya kita terlalu mengecilkan pesona negeri ini, malahan yang dirantau ikut terbuai jika nagari sulit air selain melihat dunsanak cukup tempat untuk tidur atau istirahat saja. Dimana kalau ingin menikmati keindahan Minangkabau lansung tancap ke daerah wisata nagari lain seperti ke Jam gadang Bukit Tinggi, Jembatan akar Painan, Jembatan Siti nurbaya kota Padang dan banyak lain nya. Pemikiran tersebut tidak salah, tapi alangkah bijak nya mulai dari sekarang jadikan negeri Sulit Air sebagai pariwisata pedesaan yang alami yang patut kita sambangi dan hayati serta dekat lokasi nya dan murah meriah dikantong.

          H. Rainal Rais Dt.Rajo Sati nan Mulie atau ada yang bilang beliau bapak "pembangunan" Sulit Air dulu nya sudah mulai merintis pariwisata nagari, sebagai sumber devisa yang kiranya menjanjikan untuk masa akan datang. Tapi semua itu perlu usaha yang berkesinambungan dan dukungan semua pihak untuk menjadikan sebagai salah satu alternatif pariwisata di kabupaten Solok. Berkat tangan dingin beliau pula dulu nya dimana SAS menjadi organisasi sosial yang banyak dicontoh nagari lain di Sumatera barat untuk meraih pembangunan dikampung halaman. Selama enam periode memimpin SAS membuat nagari Sulit Air berkibar di Sumatera Barat menjadi tolak ukur kuat nya ikatan emosional perantau dengan warga dikampung halaman.

          Balik lagi kepariwisata nagari, sodara-sodara pasti tau - apa dulu yang terkenal di Sulit Air ? pasti berkata ada gunung merah-putih sebagai ikon nagari. Sampai-sampai lambang bendera nasional Indonesia bisa jadi mencontoh dari keajaiban ciptaan Allah atas tanah liat merah dan putih yang sudah ribuan tahun dulu ada. Ini hanya asumsi pribadi, jika ditelusuri apa hubungan bendera dengan gunung papan ini hanya pelaku sejarahlah yang dapat mengulas lebih jelas dan tuntas.

          Menurut hemat dan daya fikir penulis dengan masa kecil yang telah jalani serta pendidikan dasar dikampung halaman selama 18 tahun setidak nya ada empat objek pariwisata yang patut atau wajib kita kunjungi bersama. Apalagi yang hanya sekali-sekali merasakan kampung halaman, kalau tidak dibilang rugi perlulah kiranya setiap pelosok negeri dijelajahi bahkan hanya dengan satu atau dua hari akan terasa alami nya pesona budaya adat nagari kita, MasyaAllah...

          Sebenar nya banyak sekali yang bisa menjadi daya tarik wisata nagari seperti air terjun Sarosa, Air Terjun Tambulun tapi itu hanya ketika musim hujan bisa menikmati nya. Kalaulah kemarau datang, air nya nyaris mengalir dengan tenang kalau tidak dibilang hanya tetes-tetes air yang jatuh memecah kesunyian rimba nagari. Namun itu semua perlu kerja sama massal untuk mensukseskan nya. Tapi menurut pengamatan penulis, umumnya cukup kita fokuskan saja kepada empat objek wisata yang kira nya mampu kedepan menjadi sumber devisa dan ikon wisata nagari, hingga tak perlu jauh-jauh lagi keluar kota eh..salah keluar dari kelurahan Sulit Air ini. Dimana empat objek pariwisata tersebut adalah Rumah Gadang Limo Panjang 20 ruang, Batu Galeh, Talago loweh dan Gunung Merah. Mari kita urai satu persatu agar lebih jelas nya :

1. Rumah Gadang dua puluh ruang (Silungkang)
  • Terletak di jorong Silungkang, hanya 500 meter dari pusat nagari (Balailamo) Koto Gadang. Rumah gadang ini boleh dibilang langka dan unik karena panjang nya hampir 100 meter, disamping itu masih dihuni oleh keluarga para suku limo panjang. Menjelajahi rumah gadang ini berarti mengeksplorasi keragaman budaya Minang yang sudah mendarah daging dalam diri kita. Jarak dari jalan raya guguk rayo hanya 5 meter, disaamping itu disekelilingnya bertebaran juga rumah gadang suku yang lai nya.
  • Kalau lah terasa sulit mengunjungi rumah gadang suku orang Limo Panjang ini, okelah-mari kunjungi Rumah gadang keluarga ibu atau ayah.  Jika yang dari perantauan hanya kenal tempat tinggal nya, pernahkah sekali waktu untuk menengok rumah gadang suku pribadi sendiri? adakah orang yang tinggal disana dan bagaimana keseharian nya ? hitung-hitung buat yang dirantau anggap saja sedang menjalani wisata budaya Miangkabau.
  • Di muara labuh (Solok selatan) dijuluki negeri seribu rumah gadang karena mereka menjaga rumah adat mereka lebih lestari dan layak dikunjungi, padahal di Sulit Air terdapat 115 orang datuk suku dan konon dulu nya ada lebih dari 50 rumah gadang yang tegak berdiri, tapi lihat sikond saat ini rumah adat sudah jauh berkurang. Data terakhir hanya ada 26 rumah adat yang berdiri dari empat suku yang ada. Nah... jika bukan kita yang memelihara/membangun ? siapa lagi yang diharapkan selain dari anak kemenakan yang mendiami rumah gadang ? 
  • Pada awal tahun 2015 rumah gadang 20 ruang ini mendapat perhatian pemerintah dengan ikut direnovasi untuk menjadi destinasi wisata budaya adat nagari. So, bagaimana dengan rumah nenek moyang Ibu kita, sudahkan ada niat diperbaharui ? Yuukk..kunjungi ya?
Rumah Gadang Limo Panjang 20 ruang termasuk terpanjang di Sumatera Barat
2. Batu Galeh (Taram)

Indah nya pemandangan nagari menuju puncak Batu Galeh
  • Gambar batu tagantuang yang jelas unik terlihat dibawah ini, merupakan fenomena alam. Bersyukur ada dikenagarian Sulit Air. Yang perlu kita ketahui sebenar nya, ini ikon wisata alam pertama kali yang dipopulerkan oleh (alm) Rainal Rais Dt.Rajo Sati nan Mulie. Bahkan karena ingin publikasi yang luas diajak seerta juga Bupati Solok menempuh perjalan ke atas nya serta perlu dibuat prasasti sendiri untuk mengenang objek wisata ini, itu diresmikan dulu pada tahun1987.
  • Jika diukur jarak dari pusat nagari Balailamo memang cukup jauh, yakni sekitar 6 km menuju puncak nya. Namun jika dinikmati dalam perjalan nya akan terasa sejuk dan indah nya nagari Sulit Air. Batu galeh ini berada di Jorong Taram kira-kira 2.5 Km dari pinggir jalan besar, patokan jalan masuk nya silahkan ikuti dari simpang titi jaruang. Jangan khawatir, sekarang ini kendaraan roda dua sudah tembus ke puncak nya, namun harus dengan sangat hati-hati melalui jalan setapak yang cukup licin dan terjal.
  • Kalau ingin merasakan wisata alam sesungguh nya, rasanya lebih nikmat dengan jalan kaki alias Hicking, jangan lupa bawa bekal nasi keatas. Nah ..kesempatan hari lebaran idul fitri nanti panitia pulang basamo juga  akan mengadakan berburu babi tingkat Sumatera Barat di Sulit Air jorong Taram ini, klop lah ajak serta sanak saudara sekalian wisata ke batu galeh. 
Batu Galeh orang-orang tua dulu menyebut nya
3. Telaga (Telaga laweh)
Telaga Laweh dilihat dari belakang
  • Nagari Sulit Air terkenal dengan alam nya yang gersang dan kering , In shaa Allah danau telaga ini bisa melepaskan dahaga dan kepenatan dari terik panas nya matahari. Telaga yang memiliki panjang nya hampir 150 meter dan lebar 50 meter serta kedalaman sekitar dua meter ditengahnya, membuat yang datang sedkit terobati rasa lelah nya. Bahkan jikalau ada dan boleh warga sekitar, para  pengunjung bisa memancing ikan nya untuk dibawa pulang.
  • Telaga Laweh ini berada juga cukup jauh dari ibukota nagari yakni kisaran 5 km, namun kelebihan nya telaga ini persis berada dipinggir jalan raya. Jika para perantau pulang dari jalan arah Ombilin, akan terlihat disebelah kanan disamping Masjid telaga ini ada.
  • Inilah telaga mini aset nagari yang hemat penulis ini bisa menjadi objek yang menjanjikan dimasa akan datang. Apalagi tak jauh dibalik rimbunan hutan alami nya juga berdiri dengan gagah pesantren Gontor 11 satu-satu nya di Sumatera Barat.
Telaga laweh dipantau dari citra satelit

4. Gunung papan (Siaru & Kunik Bolai)

Siger Sulik Aie - nanti nya akan dipasangi lampu agar terang dimalam hari

Siger Sulik Aie - tempat tujuan olah raga lari pagi
  • Inilah ikon wisata yang paling terkenal dimiliki nagari Sulit Air, bahkan keberadaan nya terlihat jelas  dari daerah Padang Panjang jika perjalan arah ke danau Singkarak. Jika hari terang, akan terlihat jelas batu kapur merah berdampingan dengan batu kapur putih yang identik dengan bendera nasional Indonesia. MasyaAllah...
  • Sekali lagi, tidak lupa pula peran (Alm) H.Rainal Rais ketika menjadi ketua umum DPP SAS mempopulerkan nya keseluruh Sumatera Barat. Pada awal dulu nya warga disekitar kabupaten Solok, Gunung merah dengan Jonjang Seribu inilah tujuan wisatanya. Pada sat lebaran Idul Fitri, bergantian hilir mudik mobil truk atau Cb mengangkut orang berwisata melewati jalan-jalan nagari hanya sekedar menaiki Gunung merah ini, itu demi melihat pemandangan sampai danau singkarak yang indah.
  • Proyek wisata (Jonjang Saribu) gunung merah ini seingat penulis dipopulerkan massal pada tahun 1989, dan pada tahun 1992 sudah hampir menggenapi seribu anak tangga yang ada. Setiap anak tangga dulu nya adalah tanggung jawab para donatur yang ramai-ramai menyumbang, bahkan samar-samar jelas dilihat ada nama-nama para penyumbang. Itulah orang Sulit Air, kebersamaan membangun untuk nagari, membuat SAS sebagai organisasi rantau menjadi terkenal dipelosok Sumatera Barat.
  • Saat ini jika ingin menuju puncak gunung merah, ada dua jalur yang bisa dilewati pertama melalui jonjang seribu yang sudah ada. Yang terbaru juga bisa melewati dari samping  jorong Siaru, hingga sampai ke atas nya sampai kita bisa menemukan siger merek "Suliek Aie" yang akan diresmikan nanti nya. Bagi yang baru pertama kali datang, tidak sampai dari 3 km dari balailamo kita sudah bisa menemui tangga pertama gunung merah ini.
  • Namun sedikti ironi, keberadaan jonjang seribu sedikit terabaikan dan tidak terawat. Jikalau lah dari pemda Solok belum mau menjadikan sebagai ikon wisata kabupaten, justru kita para perantau bahu membahu menjadikan nya lebih cantik dan menarik kembali. Cukup tersentak hati penulis ketika ikon nama "jonjang seribu" sekarang dimiliki oleh Bukit Tinggi, karena pemda nya membangun wisata alam yang serius padahal sudah banyak objek wisata di kota tersebut.
Siger janjang seribu - ini berada di Bukit Tinggi, sebuah apresiasi pemda terhadap wisata alam nya
Harapan & Kemauan

          Itulah sedikit gambaran wisata alam nagari Sulit Air, sejogya nya kita lah semua warga baik dikampung dan diperantauan untuk mempopulerkan dan meramaikan menjadi sumber devisa masyarakat nagari. Belum lagi jika wisata kuliner yang ada di nagari, rasanya sangat maknyuss jarang ada dinagari lain nya di Minang kabau, contoh nya yang sangat memanjakan lidah ada gulai ayam itam, gulai Panyikek, sambal putiek macang. Disamping itu juga ada penganan kare-kare, penyaram, sagun bakar, kue sopik ataupun lopek manih asli kerajinan buatan amak-amak dikampung. Sebentar lagi hari Idul Fitri tiba, yang akan mudik pulang basamo sangat ramai. Saat nya para perantau, kunjungi dahulu objek wisata yang kita miliki.
  
          Adanya rumah gadang yang dimiliki tiap masing-masing suku dan itu ditelusuri secara lahiriah & bathin, kita pribadi memiliki keturunan yang jelas dikemudian hari. Nah, jikalau dimana yang tidak tau rumah gadang nya, saat nya agar bisa tahu siapa datuk nya. Begitupun, kalau yang belum tahu harta (suku) pangatuo sawah & ladang nya saat nya jadwalkan kunjungan kesana, bisa jadi semua objek wisata tersebut bisa jadi melalui sawah & ladang keluarga besar dan dunsanak kita.

Selamat berwisata.....
-- Sekian --

1 comment:

  1. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete