Tuesday, 24 March 2015

DPP SAS selenggarakan dialog nagari



          Beberapa hari yang lalu tepat nya hari sabtu tanggal 21 maret 2015 digedung Perpusnas Salemba, dilansungkan dialog dan diskusi antar pemangku nagari yang spesial didatangkan dari kampung halaman. Dialog ini boleh dibilang plus karena juga dihadiri oleh 5 anggota DPRD Kab.Solok dimana dua diantara nya made in Suliek Aie. Acara ini dipandu oleh salah ketua DPP SAS bapak Pinto Multison Dt.Malin Panghulu.

          Tampil dipanggung utama nya adalah Wali nagari ibu H. Alex Suryani, disamping beliau ada badan musyawarah nagari (BMN atau cadiek pandai nya Sulit Air) diwakili oleh Bapak Tasrial, selanjutnya majelis ulama Indonesia (MUI) diwakili oleh bapak H.Irdison, disebelah nya duduk ada juga kerapatan adat nagari (KAN) bapak Hendri Dunant Dt.Endah Bongsu, terakhir juga hadir bapak Drs.Ahmad Purnama (anggota dewan dari dapil X koto Diatas).

          Acara ini baru pertama kali nya diselenggarakan oleh DPP SAS dan lansung dibuka oleh ketua umum nya H.Zakarsyih Nurdin SH, sebagai kata sambutan berikut nya juga disampaikan oleh bapak Hardinalis SE.MM yang saat ini menjabat sebagai ketua DPRD kab.Solok. Tidak lupa pula semua hadirin berdiri dikumandangkan nya lagu Indonesia raya dan lagu Hymne SAS sebagai penyemangat. Sebelum masuk ke dialog dan diskusi ustad Zondra ikut melantunkan ayat suci Al-Quran sebagai pembuka.
Semua berdiri kumandangkan Indonesia Raya dan Hymne SAS
          Pada sesi pembuka kata dari ibu Wali nagari, beliau mengucapkan apresiasi dan terimaksih sebesar-besar nya telah diberi kesempatan mengungkapkan progam kerja 100 hari nya. Ketika awal pelantikan tahun lalu belum diberi kesempatan berbicara, tetapi pada hari dialog dengan semangat menceritakan program-program nagari yang sudah dilaksanakan beserta rintangan dan keterbatasan yang ada. Jika di akumulasikan dalam perjalanan sebagai wali nagari beliau menjelaskan teramat beratlah menjadi seorang Wali nagari di Sulit Air yang masyarakat nya dinamis serta kritis kadang sampai menimbulkan fitnah. Namun tidak akan menyerah dengan keadaan.

          Namun dengan semangat cinta Sulit Air membangun nagari plus manusia nya, beliau jalani hari demi hari melayani keluhan dan kekurangan masyarakat. Padahal sudah dengan tegas pada awal nya dulu tidak akan mencalonkan jadi "Atuak Palo" nagari, karena masih banyak kaum laki-laki yang lebih mampu selain diri nya namun dorongan serta semangat pantang menyerah yang disuarakan oleh suami beliau serta suratan takdir Ilahi jadilah seperti sekarang ini.

          Pada periode ini diberi amanah oleh rakyat, beliau tidak mau main-main dengan mengedepankan segala administrasi aparatur pemerintah yang bersih dan jujur. Hal ini dibuktikan dengan membawa hasil kerja dan menampilkan dalam bentuk slide layar dihadapan warga SAS se Jabodetabek, sebenar nya itu tidaklah wajib karena Wali nagari hanya bertanggung jawab kepada negara dan rakyat yang diayomi nya. Namun Masyarakat Sulit Air itu sangat dinamis dan kritis bolehlah dibuka segala sekat rahasia nagari sebagai acuan kerangka kerja yang telah purna. Lagipula SAS perantauan  adalah bagian masyarakat yang memeberikan konstribusi terbesar terhadap pembangunan nagari ini.
Kata sambutan oleh ketua umum DPP SAS H. Zakarsyih Nurdin
          Dalam makalah yang beliau bawa sudah ada 13 poin kerja nyata yang telah dilaksanakan. Secara garis besar nya nagari telah melaksanakan musrenbang disana di buat perencanaan kerja dan pendanaan yang akan diajukan kepada pemerintah kabupaten sebesar 4 milyar untuk tahun 2016 kedepan. Nanti nya pemerintah kota akan menyaring kegiatan mana yang akan diprioritaskan, Alhamdulillah tahun 2015 ini akan dicairkan pelaksanaan program pembangunan nagari dan menghabiskan dana 3.7 milyar dari APBD plus swadaya masyrakat, tapi masih ada 12 item program karya senilai 850 juta rupiah mengharapkan bantuan warga SAS perantauan nanti nya.

          Pembangunan insfrastruktur nagari meliputi pembuatan dan perbaikan serta pengecoran  jalan-jalan penghubung antar 13 jorong, pembuatan irigasi air, pengadaan bibit serai wangi untuk lahan-lahan kosong yang bernilai jual tinggi. Dalam kerjasama sosial dan budaya aparat nagari mengirimkan puluhan kaum hawa berkarya dalam seni bordir dan menjahit dikota Padang. Selain itu dalam bidang rohani bekerja sama dengan BMN dan MUI dan KAN membuat aturan tegas kepada seluruh pelajar untuk adakan sholat magrib berjamaah dan kajian Islam, namun sedikit kendala para keterbatasan para guru mengaji tiap-tiap musholla sangat kurang. Selain itu ikut dirembug kan sepi nya PSA, EL-Hakim, Gontor XI dan SD dimana  anak didik jauh berkurang, dimana kesalahan nya atau lokasi nya tidak memungkinkan.

          Kehadiran tigo tungku sajarangan nagari Sulit Air ini, dalam rangka menjalin kerjasama dan menyingkap semua kendala yang dihadapi oleh aparat nagari yang bertugas, maka itu tampil didepan juga bapak Ahmad purnama sebagai wakil rakyat di pemerintah yang juga bisa menjembatani kekurangan pendanaan pembangunan nagari. "Saat ini akan dicairkan dana untuk pemugaran Puskesmas dari bantuan pusat sebesar 600 juta rupiah" kata nya.Tidak itu saja beliau juga menyuarakan dengan sedikit tegas kepada DPP SAS untuk melebarkan sayap nya berkiprah lebih jauh lagi untuk nagari, Back to basic dalam rangka menjaga keseimbangan pengaruh dan perselisihan yang akan terjadi antar lembaga serta tidak berpihak. Malah memuliakan DPP SAS hendak nya bertindak sebagai Makamah Agung untuk jalan tengah kebaikan bersama. DPP SAS dalam jawaban nya semua masalah  tetap kembali kejalan mufakat dan tidak pula SAS bisa masuk semena-mena terhadap persoalan nagari. Kongkrit nya semua lembaga nagari tersebut memiliki legal standing dimata hukum, sementara SAS adalah sebuah ormas yang terbatas dalam bertindak. 
Pemaparan program nagari oleh ibu wali dalam 100 hari sebelum nya.
          Bapak Tasrial mewakili BMN juga berharap kerja sama erat terhadap semua lembaga, namun fungsi utama dari BMN adalah mengangkat dan memberhentikan Wali Nagari jika terjadi sesuatu hal yang luar biasa. Kehadiran bapak H.Irdison sebagi wakil MUI Sulit Air melengkapi informasi dari kampung dimana untuk pernikahan sekarang ini diadakan dipusat kecamatan yakni di nagari Tanjung Balit dengan biaya murah hanya 60 ribu rupiah. Andaipun ingin menikah di masjid raya, tetap bisa tapi mengeluarkan biaya tinggi diperkirakan 600ribuan. 

          Selain itu pemugaran masjid Raya sedang berjalan, untuk kubah masjid sudah ada donatur nya bapak Prof.Yurnalis Udin dan atap dan loteng masjid ditanggung seorang dermawan SAS Batam (tidak mau disebutkan namanya) ditambahi juga oleh kas Masjid sebesar 246 juta tidak itu saja H. Ofratos dermawan SAS Pekanbaru ikut sumbangsih nya dalam biaya tukang selama proyek berjalan. "Semua pembukuan jelas bahkan yang ikut menyumbang 50 ribu rupiah pun dituliskan dipapan pengumuman, jika ada yang masih penasaran dan tidak puas silahkan datangi pengurus masjid" kata beliau dalam menjawab tudingan fitnah yang tidak jelas dan transparan nya pengelolaan masjid. Dalam anggaran yang tertulis masih ada kebutuhan dana yang besar untuk menjadikan masjid raya ini lebih baik, seperti pembangunan gedung toilet+berwhudu sebesar 300 juta, penambahan sound system+tikar sholat+pengecatan dan kaligrafi dinding dibutuhkan 165 juta rupiah lagi. 

          Dalam barisan pertemuan tersebut juga hadir bapak H.Firdaus Umar ketua masyarakat nagari Kacang kec.X koto dibawah. Dimana beliau terus berupaya dalam perdamain perbatasan nagari yang masih tegang namun bisa dikendalikan, jangan sampai peristiwa 1967 terjadi bunuh-bunuhan terulang kembali. Mantan wali nagari H.Firdaus kahar mengusulkan jalan tengah jika tanah perbatasan tersebut dijadikan saja tanah perdamaian atau sebuah monumen berdiri disana. Tentu semua kembali kepada kedua belah pihak mana yang terbaik, diharapkan juga jangan ada yang memancing di air keruh.    
Sesi tanya jawab pertama oleh Kol.Infantri Reza Anwar ketua SAS Bandung (mantan bupati Lampung Selatan).
          Melengkapi aparat tiap nagari baik yang resmi maupun lembaga dibentuk warga dangau juga ikut disusun pengurus yang ada. Yakni selain KAN, BMN dan MUI ada juga seperti ketua PKK ibu Emira Podesta, Bundo Kanduang nagari ibu Syafrida SE, ketua pemuda/karang taruna bapak Eka Adiputra S.psi, ketua FKPM (forum kemitraan polisi masyarakat) bapak Al-kausar, ketua pengurus masjid nagari bapak Drs. Irdison,  ketua pasar nagari bapak Elpison, ketua sanggar puti anggo jati bapak Taufikurahman, ketua IPHI (ikatan persaudaraan haji Indonesia) bapak bapak H.Sahrial, ketua LPMN bapak H.Firdaus Kahar, ketua KPI (koalisi perempuan Indonesia) ibu Usmayanti dan terakhir dibentuk ketua PORBBI (persatuan olah raga buru babi) bapak H. Sutan Sahril.

          Semua yang hadir sedikit banyak nya sudah mendalami dan  mengetahui kendala serta keterbatasan dalam membangun nagari, tidak cukup sekedar mengkritisi tapi sangat minim kontribusi. Mari bersikap positif, sepakat kita tipiskan perbedaan. Tidak mudah mengelola dan menyatukan masyarakat baik di rantau ataupun dikampung halaman. Semua punya kemampuan ada pada batasnya, jika ada yang tidak pada jalan nya berikan nasehat dan contoh yang baik. Selanjutnya mari tunggu apalagi gebrakan oleh Tigo Tungku Sajarangan yang terpilih ini. Nagari juga miliki kotak pengaduan jika ada usulan lansung silahkan email ke - nagarisulitair@gmail.com. 


Sumber photo: Muhammad Hamdani
    ---- Sekian ----

No comments:

Post a Comment