Monday, 15 December 2014

VISIT SULIT AIR YEAR 2017

Nagari Suliek Aie dilihat dari bukit Jonggi - Jorong Gando

          Mungkin banyak dari kita yang memiliki teman orang luar negeri atau pernah tinggal di suatu negara dan mendapat pertanyaan: Indonesia itu sebelah mananya Bali? Rumahmu dekat tidak dengan Bali? dan seterusnya. Penulis pernah mendapat pertanyaan serupa dan ini memang nyata adanya.

          Bali yang hanya merupakan salah satu pulau dari ribuan yang ada dalam wilayah Republik Indonesia bahkan bisa mengalahkan pamor negaranya sendiri, luar biasa. Sebuah daya tarik pemandangan eksotis dan kearifan budaya lokalnya mampu membuat banyak telinga sangat familiar dengan Bali, mungkin sama seperti saat kita mendengar Maldives atau phuket Thailand.
Batu Galeh tempat wisata yang pertama kali dipopulerkan oleh (alm) H.Rainal Rais
          Sebenarnya negeri kita ini memang tanah surga. Bukan hanya soal tanah yang subur, tapi juga kreasi tangan Tuhan yang sangat indah dan menakjubkan. Penulis belum bisa membayangkan bagaimana sebuah candi Borobudur bisa sebegitu megahnya, pulau vulkanik (Samosir) yang terbentuk akibat letusan gunung berapi Toba, danau paling romantis di tengah-tengah hutan belantara lengkap dengan dua bukit seperti gambar kita saat SD dan padang sabana membentang luas nan indah di baliknya (Ranu Kumbolo) dan masih banyak lagi yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

          Pernah penulis 10 tahun silam pertama kali menginjakan kaki di pulau Bali, ketika itu jam setengah dua pagi betapa keamanan sangat menjanjikan disana. Anehnya,  wisatawan yang mencari kendaraan taksi bukan sebalik nya dimana terjadi seperti dibandara Minangkabau ataupun Soekarno Hatta kita diliputi perasaan was-was atau merasa dipalak. Dengan sopan bapak sopir menanyakan arah tujuan, wah dengan jawaban seadanya jauh dari kesan pemalakan atau katabelece pertanyaan. Inti nya kesan pertama saja sudah menggoda, bahwa pulau Bali benar-benar aman untuk wisatawan.

          Kebetulan beberapa tempat wisata pernah penulis kunjungi secara langsung sekitar Indonesia, rupanya memiliki masalah yang sama. Faktor-faktor penyebab yang membuat tempat wisata ini mentok tanpa peningkatan kualitas pelayanan sehingga membuat jumlah pengunjung juga tidak bertambah setiap tahunnya.

Berikut ini 4 faktor penyebab atau kendala yang terabaikan dan perlu segera diperbaiki, kita ambil contoh secara universal cukup dari negara tetangga Singapura dan Malaysia :

1. Transportasi Umum:
          Siapa yang tidak tau Universal Studio Singapore, jika belum cari di youtube atau di mbah Gogel ya ?  bagaimana seriusnya pemerintah Singapore untuk mengelola dan menyediakan fasilitas untuk para pengunjung yang datang. Selain transportasi di Singapore secara keseluruhan memang sudah sangat baik, tapi tetap ada pengkhususan untuk Sentosa. Mereka buat MRT khusus hanya untuk bolak-balik tiga stasiun jarak pendek di Sentosa. Di setiap stasiun ini ada ragam wahana gratis tempat orang-orang dari seluruh dunia tumpah ruah.
Dari Kota Padang hanya butuh waktu dua jam untuk sampai ke nagari Sulit Air ini
          Di Malaysia pun begitu ada namanya tempat wisata Genting High Land. Tempat ini berada jauh dari keramaian, di atas bukit dan tidak ada masyarakat yang tinggal di sana kecuali pekerja dan pengunjung. Jarak tempuh dari Kuala Lumpur sekitar 4-5 jam. Uniknya, ada bus khusus untuk ke sana. Semua orang yang ingin ke Genting cukup datang ke terminal/stasiun KL Sentral dan nanti bisa beli tiket on the spot, bisa juga memesan jauh-jauh hari. Nantinya akan diberi pilihan paket dan pilihan jadwal berangkat serta balik ke Kuala Lumpur, mirip seperti jadwal penerbangan.
Kemudahan seperti ini akan membuat wisatawan tidak berpikir dua kali untuk datang. Mereka tak perlu khawatir dan was-was bertanya naik angkutan apa? Atau bertanya nanti turun di mana?

2. Informasi:
          Di Malaysia yakni KL sentral, ada tempat informasi lengkap tentang letak stasiun, terminal dan sebagainya berupa rambu-rambu arah. Jika tidak familiar, kita bisa bertanya kepada customer service yang berada tepat di depan pintu keluar stasiun, di tengah-tengah keramaian lalu lalang orang berjejer di sebelahnya gerai coklat sampai elektronik.

          Bahkandi Singapore lebih canggih lagi, hampir setiap stasiun ada informasi lengkap berupa peta tempat-tempat menarik yang bisa dikunjungi. Sekalipun kita tidak punya rencana ke tempat tersebut, kalau tertarik, kita bisa saja datang seketika itu juga.
Contoh: Paket wisata minang menarik untuk dikunjungi
          Penulis ketika sempat mengunjungi Kota Gudeg , Jogyakarta sempat dapat cuma 1 lembar kertas brosur tapi isi informasi nya jelas dan lengkap, dikertas itu digambarkan jalan-jalan utama kota jogya, silsilah Raja Jogya, serta lokasi wisata dan kuliner kota jogya. hanya dengan 1 lembar kertas, membuat penulis sangat penasaran dengan Pariwisata Jogya.
  
          Betul bahwa  ada banyak sumber rujukan di mbah gogel kita bisa melihat banyak informasi, khususnya di web Indonesia Travel sudah banyak foto-foto keindahan negeri ini. Tapi tetap saja harus ada ‘navigasi’ offline di tempat-tempat umum untuk lebih memudahkan.

3. Perbaikan Jalan:
          Setelah transportasi umum dan informasi, yang ketiga tidak di abaikan adalah jalan yang tertata ada petunjuk jalan, tidak berlobang, diminimalisir kesan berbahaya jika melewati nya. Ketika penulis menaiki curug bidadari di daerah Sentul city terasa jalan nya sudah mulus dan jauh dari kesan mengerikan, padahal sebelum tahun 2010 curug tersebut hanya untuk para pecinta alam yang menjelajahi nya jika ingin menghampiri kendaraan tidak bisa masuk, dan  harus berjalan dulu sekitar 2 km lagi. Kini menjadi salah satu wisata paling favorit di Puncak.
Jalan Lingkar nagari Lakuak-Sawitan ke LimoPanjang Gando, mulai dikerjakan
           Nah nagari Sulit Air, sepertinya sudah melengkapi jalan-jalan melingkar untuk berkeliling namun belum semua karena butuh dana tidak sedikit. Khusus untuk pariwisata, pemda kab Solok masa kerja 2013 dan 2014, sudah menganggarkan puncak gunung merah dilalui roda dua bahkan roda empat. Bahkan yang terbaru dipasang SIGER SULIEK AIE, dimana nanti nya terlihat jelas dari Batu Sangkar dan Padang Panjang. Pada tahun 2015 nanti, melengkapi pesona Gunung Merah akan dipasang Lampu untuk pencahayaan yang lebih bagus dan indah. APBD kab solok diusahakan akan menyediakan anggaran senilai 500 juta rupiah, sejauh ini yang sudah terserap dana nya sudah 195 juta rupiah.

4. Pramuwisata/Guide:
          Adalah sosialisasi kepala daerah, dari pucuk aparat pemerintah tertinggi yakni Wali Nagari, kepala jorong ataupun hanya tukang ojek terlibat penuh kepada masyarakat setempat untuk bersikap ramah kepada pengunjung. Jika ingin menetapkan tarif kepada tamu kita, selalulah menonjolkan kearifan budaya lokal dengan senyum, keakraban, meladeni dengan ikhlas dan tanggung jawab.Sekalipun mau mengambil untung banyak dan membedakan harga pribumi dan asing, setidaknya jangan terlalu jauh. Kalau perlu sebutkan saja tax for foreigner yang membedakan harga dengan masyarakat lokal, itu lebih elegan dan bisa dimengerti daripada kita menaikkan sepihak dan diam-diam.
Melayani wisatawan sepenuh hati, nilai plus berkembang nya pariwisata kedepan
          Dengan begini penulis sangat yakin tempat-tempat wisata yang ada di Indonesia akan sangat menarik perhatian warga lokal maupun internasional, apalagi khusus Nagari Sulit Air nan asri ini. Dan semoga ke depan tempat wisata kita yang sangat indah ini bisa membuat banyak orang sadar akan betapa indahnya negeri ini. Kita tentu sangat berharap dengan segala perbaikan, tidak ada lagi alasan berwisata di negeri sendiri malah lebih mahal ketimbang ke luar negeri seperti Singapore, Malaysia atau Thailand.

           Dipundak pramuwisata atau guide lah, semua informasi dan privasi serta keamanan wisatawan dijaga. Boleh jadi nanti nagari Sulit Air jika benar-benar serius menggarap pariwisata nya, mari sama-sama usulkan ke pemerintah sebuah pelatihan pramuwisata. Dimana seorang "guide" yang cakap menjelaskan pariwisata hingga menjadi sebuah pelengkap dari pesona wisata nagari Sulit Air.

          Adapun jika ke empat faktor ini dibenahi dari pemerintah dibantu oleh masyarakat Sulit Air akan semakin mudah pula diwujudkan. Saat ini ada dua anggota dewan yang berasal dari Sulit Air pertama Bapak Hendri Dunant Dt. Endah Bongsu dari PDIP dan Bapak Ahmad Purnama dari PAN. Semoga nanti nya Sulit Air banyak mendapat sumber pemasukan dari APBD untuk menopang pariwisata yang akan digarap.

Potensi Nagari Sulit Air

           MasyaAllah....ketika mendengar nagari Sulit Air, kampung halaman orang SAS ini - semua bergetar hati untuk selalu menjaga nya dan membuat tetap hidup dalam keserasian Islam & Adat. Saat ini potensi wisata Sulit Air, sedang dibangun membuat infrasturktur Siger tulisan SULIEK AIE dan itu butuh dana besar. Mulai dari perbaikan, pembuatan jalan baru ke puncak gunung merah, selanjutnya pemasangan Siger suliek aie hingga nanti dipasang nya lampu-lampu pada tahun 2015 nanti. Bahkan blue print para pemikir, inginnya jalan dari Siaru melewati Gunung Papan sampai diseberang tembus ke nagari Tanjung Balit.

          Penulis melihat ini adalah potensi wisata yang baru jika ikon Jonjang saribu sudah lama dilestarikan, sekarang pemasangan siger Suliek Aie menjadi land mark yang bisa dilihat dari luar nagari Sulit air. Bahkan bisa lebih dari itu jika masyarakat umum nya mengenal bukik Langkisau atau Puncak Lawang, landasan diatas gunung Papan juga bisa dipakai itu untuk lokasi penerbangan para layang. Ini bukan mimpi, jika optimis jalan kesana sudah terbuka lebar.

          Jika bebicara pariwisata keseluruhan, bukan lagi sekedar kerja nya Wali nagari, SAS maupun IPPSA diperantauan namun setiap insan keturunan Sulit Air mempunyai tanggung jawab untuk mempublikasikan nya. Banyak sumber wisata yang sudah ada duluan, seperti Rumah gadang Suku Limo Panjang 20 ruang, Jonjang Saribu, Talago Laweh, Masjid Raya bahkan kuliner gulai ayam itam dan ayam panyikek yang tidak ada ditempat lain menjadi sebagai daya tarik yang saling melengkapi.

          Semoga semua pihak dapat menjadikan ini tanggung jawab bersama, siap tidak siap hendak nya punya satu niat menuju pariwisata yang menjanjikan. Dimana semua nanti juga bermuara kepada perbaikan taraf hidup masyarakat dikampung halaman. Selanjut nya serasi juga dengan agenda SAS perantauan nanti nya. Dimana nanti nagari Sulit Air pada tahun 2017 adakan pulang basamo akbar di didalam nya ada kegiatan MUBES SAS dan Konferensi IPPSA serta kegiatan penunjang lain nya. Bahkan lebih dari itu kita mendorong Sulit Air bisa menjadi salah satu destinasi kunjungan pariwisata di Sumatera Barat.
Rumah gadang Silungkang, keluarga H. Osman Sapta, sangat layak dipakai sebagai Homestay para wisatawan asing. Terlebih dahulu izin dari kelurga besar pemilik rumah gadang nanti nya

 -- Sekian --

2 comments:

  1. Belum lama ini saya ke rumah gadang 20 ruang. Bagus, tapi banyak papannya mulai lapuk. Mudah2an Sulit Air bisa mencapai visinya hingga 2017

    ReplyDelete
  2. InsyaAllah, amin pak.. kalau memungkin kan juga bisa dipugar oleh orang rantau atau Pemda dan jadikan destinasi wisata yang harus digarap serius.

    ReplyDelete